Mesir sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah sarjana dan doktor terbanyak, hingga saat ini penduduknya masih menggunakan koran dan radio sebagai referensi berita harian mereka. Jarang saya mendengar masyarakat Mesir menggunakan berita yg beredar di medsos sebagai referensi berita mereka.
Baca Juga:Â Di Mesir, Siapa Saja Bisa Memiliki Perpustakaan Pribadi
Sekarang kita sebagai masyarakat Indonesia, sangat akrab dengan namanya hoaks. Setiap berita di media sosial dianggap sebagai kebenaran mutlak dan referensi dalam obrolan kita.
Rendahnya Minat Baca sebagai Sebab Timbulnya Perpecahan
Malas membaca sebenarnya bisa membawa bangsa kita kepada kemungkinan yang sangat buruk, di antaranya mudah diadu domba, mudah diprovokasi, minimnya toleransi, hingga potensi perpecahan antarmasyarakat.
Ini merupakan persoalan serius bagi Indonesia, karena masyarakat yang jarang membaca tidak terbiasa mengolah informasi yang didapat dari berbagai pihak, sehingga mereka cenderung menganggap sebuah kebenaran jika informasi itu disampaikan dari teman atau tokoh panutanya.
Seperti yang kita lihat bentrokan antar ormas yang marak terjadi belakangan ini, ini terjadi karena terprovokasi oleh sesama mereka dengan sebuah berita yang belum seutuhnya benar.
Atau munculnya hoaks dari salah satu tokoh nasional kita yang membuat masyarakat dengan mudah memercayainya. Tentu ini sebuah hal yang harus diselesaikan secara serius agar kita tidak menjadi mainan sebagian pihak atau bangsa lain
Setuju atau tidak, rendahnya minat baca memang berpotensi merusak ketentraman dan kenyamanan bangsa kita. Jika kita dahulu berperang melawan penjajah, lalu berperang melawan kebodohan dan buta huruf, maka sekarang kita berperang melawan rendahnya minat baca rakyat Indonesia!
Baca Juga: 3 Alasan Kenapa Orang Indonesia Malas Baca
Munculnya para Pegiat Literasi di Berbagai Daerah
Sebagaimana lazimnya jika suatu bangsa sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan, maka disana akan muncul banyak tokoh dan pejuang yang akan membereskan penyakit bangsa ini.
Pegiat literasi yang berada di seluruh Indonesia sangat menyadari permasalahan ini. Oleh karena itu mereka mulai bergerak baik secara individual maupun berkelompok dengan organisasi pegiat literasi yang ada diseluruh Indonesia.