Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puisi Bu Sukmawati dan Kedok "Ketidaktahuan"

3 April 2018   23:20 Diperbarui: 4 April 2018   04:16 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Sukmawati, Putri Sulung Proklamator RI. (Sumber: nasional.tempo.co)

Anda semua barangkali sudah tahu mengenai pemberitaan yang heboh baru-baru ini, mengenai puisi kontroversi Bu Sukmawati. Puisi dengan Judul "Ibu Indonesia" yang dibacakan saat pergelaran pameran busana Indonesia ini menjadi perbincangan hangat saat ini.

Puisi ini menjadi perbincangan bukan karena memiliki makna yang bagus dan positif, namun karena isi puisi yang dibacakan mengandung makna yang melukai hati umat Islam di Indonesia.

Sangat disayangkan, Bu Sukmawati diawal puisi menyatakan ketidaktahuan nya dengan Syariat Islam. Dalam penggunaan kata pembuka puisi tersebut, seolah-olah beliau menggunakan alasan ketidaktahuan nya itu sebagai pelindung dan pembenar untuk merendahkan azan dan menyatakan bahwa suara kidung ibu Pertiwi lebih indah, begitu juga saat merendahkan cadar dan menyanjung sari konde.

 Saya melihat bahwa yang menjadi permasalahan disini bukanlah Suara azan , memang harus kita akui tidak semua suara azan itu merdu karena esensi dari Azan itu ialah seruan untuk ibadah bukan nyanyian. Sehingga yang harus nya dilihat dari azan itu ialah makna dan kandungan nya, berbeda hal nya dengan kidung yang memang nyanyian dan dinyanyikan dengan merdu.

Jadi sebenarnya bu Sukmawati tidak memahami hakikat azan itu sendiri, dan itu adalah hal yang wajar menurut nya karena memang dia sudah menyatakan diawal puisinya bahwa dia tidak tahu Syariat Islam sehingga ketidaktahuan nya itu dijadikan sebagai tameng untuk membanding-bandingkan antara azan dan kidung.

Jika memang tidak tahu, maka sebaiknya diam. Karena hanya orang bodohlah yang mengatakan apa yang tidak ia ketahui. Walaupun Bu Sukmawati telah menyatakan klarifikasi terhadap puisi nya, bukan berarti menyelesaikan masalah.

Saya tidak yakin sepenuhnya jika bu Sukmawati benar-benar tidak mengetahui syariat Islam sebagaimana yang dia utarakan, justru perbandingan yang dia buat didalam puisi nya itu memperjelas bahwa dia sebenarnya mengetahui syariat islam. Bahkan menyebut Azan, Cadar dan gerakan tarian ibada bukan objek yang biasa disebutkan oleh orang yang "Tidak mengetahui syariat Islam".

Apalagi kata-kata "Saya tidak tahu syariat Islam" selalu diulang-ulang hingga beberapa kali, setelah  itu dia mulai menyebut beberapa syariat islam. Apakah ungkapan di puisi tersebut adalah hasil dari ketidaktahuan dia atau hanya sebagai kedok untuk merendahkan umat islam?

Dalam hal ini Saya melihat bahwa Penggunaan kata-kata "tidak tahu syariat islam" yang sering diulang ini hanya sebagai kedok dan pembenar  bagi beliau agar bisa senantiasa mengadu dan merendahkan syariat-syariat islam dan menyanjung budaya-budaya Indonesia.

Bahkan klarifikasi yang dia utarakan bukan nya meredakan tensi umat, justru semakin membuat umat islam menjadi kecewa dan marah, karena bu Sukmawati bukan nya meminta maaf atas kekeliruan yang diperbuatnya, malah justru membela diri dan meminta perlindungan Negara atas dasar hak asasi manusia.

 Saat ini bu Sukmawati berada di dalam posisi yang tidak menguntungkan, apalagi para ulama  dan sastrawan sepakat menyatakan bahwa puisi itu sudah salah membandingkan antara Agama dan Budaya, kedua perbandingan tersebut tidak lah cocok bahkan bisa memancing konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun