Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

Perayaan Maulid Nabi, Sunnah atau Bid'ah?

30 November 2017   18:21 Diperbarui: 9 November 2019   11:27 7677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Maulid Nabi di Maroko | sumber gambar: middleeasteye.net

Tidak layak bagi seorang yang berakal bertanya: "Mengapa memperingati maulid Nabi Muhammad ?" karena seolah-olah dia bertanya : "Mengapa kalian bergembira dengan lahirnya Rasulullah saw?" (Maulana Al-Habib As-Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani Al-Makki)

Nabi Muhammad SAW merupakan seorang Nabi sekaligus Rasul yang terakhir bagi umat manusia, serta menjadi manusia yang paling dicintai Allah dan Umat Islam. Kecintaan umat islam tersebut tidak pernah luntur selama ribuan tahun. 

Sudah tak terhitung banyak nya Nasyid, Syair serta puisi puji-pujian kepada beliau yang dibuat dan disenandungkan oleh umat dari tahun ke tahun, dari masa ke masa hingga ke masa kita saat ini.

Sebagai orang yang mencintai rasulullah, tentu kita juga ikut mencintai apa dicintai oleh Nabi Muhammad dan membenci apa yang dibenci oleh beliau. Jika beliau cinta kepada para sahabat, maka kita juga cinta kepada para sahabatnya. 

Jika beliau benci kepada orang yang berbuat maksiat, maka kita juga ikut membenci hal tersebut.  Itulah hukum cinta yang berlaku di dalam kehidupan manusia.

Dalam ranah yang lebih filosofis, Sartre yang merupakan Filsuf Yunani menjelaskan bahwa orang yang mencintai pada hakekatnya hendak memiliki dunia orang yang dicintai. Artinya sebagai pecinta kita akan selalu berambisi untuk berhubungan dengan dunia org yg dicintai dalam hal ini Rasulullah SAW.

Ada logika sederhana mengenai cinta, bahwa jika sesorang mencintai kekasihnya, maka pasti dia mencintai apa saja yang berhubungan dengan kekasih nya tersebut. 

Seperti itu juga antara kita dan Rasulullah, jika kita mencintai beliau, pasti kita akan suka dengan cinta dengan hal-hal yang berhubungan dengan beliau, mulai dari kehidupan beliau, cara bergaul, pakaian rasul, bahkan cara senyum rasulullah pun ikut diperhatikan oleh umat Islam.

Karena sebagai mana firman Allah yang menegaskan bahwa Rasulullah adalah seorang Uswah atau tauladan yang baik bagi sekalian alam. Sehingga setiap detail kehidupan rasul diabadikan oleh berbagai karya tulis, kisah dan berbagai riwayatnya abadi sepanjang zaman.

Logika sederhana mengenai cinta itulah yang membuat kita ikutan bahagia dan senang tatkala pujaan hati kita Rasulullah dilahirkan ke Dunia ini yang dikenal dengan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirayakan oleh umat Islam sebagai tanda kecintaan mereka kepada beliau.

Perayaan Maulid yang berarti kelahiran adalah bentuk ekspresif untuk mengungkapkan kebahagiaan dan wujud rasa syukur umat Islam atas kelahiran pujaan hati ke dunia yang juga menandakan awal perjalanan beliau dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Sejati nya, jika kita bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad, maka kita sudah merayakan Maulid Nabi tersebut.

Namun ada sebagian orang yang menentang perayaan Maulid Nabi Muhammad dan perayaan ini disebut  sebagai Bid'ah atau sesat dan mengharamkan nya untuk dirayakan. Sehingga tak jarang terjadi pertikaian didalam tubuh umat Islam sendiri mengenai hukum perayaan maulid itu sendiri.

Hal ini adalah masalah yang furu' atau perbedaan Kecil yang sebenarnya tidak perlu menjadi masalah yang besar, namun karena tinggi nya rasa fanatic terhadap suatu pendapat sehingga membuat maslaah ini semakin berlarut-larut. 

Sehingga umat Islam hanya sibuk memikirkan perbedaan-perbedaan kecil dan melupakan hal yang lebih besar yaitu persatuan dan kemajuan umat Islam.

Ustad Abdul Shomad sering mengatakan bahwa untuk menghadapi perbedaan yang kecil ini sebenarnya sangat mudah, jika kita setuju maka laksanakan akan tetapi jika tidak setuju maka jangan kita menghina dan mencaci orang yang berbeda pendapatnya. Karena masing masing pendapat sudah tentu memiliki dalil dan hujjah nya masing masing.

Merayakan Maulid Nabi Muhammad, Sunnah atau Bid'ah?

Ulama dari zaman dahulu sudah sepakat bahwa merayakan maulid nabi ini adalah hal yang baik, asalkan dirayakan dengan kegiatan yang bermanfaat dan tidak bertentanga dengan agama.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh ustad Abdul Somad didalam buku nya 37 Masalah Populer bahwa Imam As-Suyuthi dan beberapa Imam besar lainnya juga menyatakan bahwasanya perayaan maulid nabi Ini adalah hal yang dibolehkan, pendapat mereka didasarkan kepada Firman Allah yang artinya:

"Dan Ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah" (Qs. Ibrahim [14];5)

Imam An-Nasa'I menjelaskan bahwa Rasulullah menafsirkan makna "Hari-Hari Allah" pada ayat diatas  sebagai Nikmat dan karunia Allah SWT. Maka dengan demikian makna ayat diatas ialah "Dan Ingatkanlah mereka kepada nikmat dan karunia Allah Swt" Dan Kelahiran Nabi Muhammad adalah Nikmat dan karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.

Tidak Hanya itu, Rasulullah pun sebenarnya memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa di hari itu.  

Hal ini diketahui tatkala para sahabat bertanya kepada rasulullah mengapa rasul berpuasa di hari senin, maka beliau menjawab " Pada Hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari diturunkan Quran kepadaku)".  (H.R Muslim)

Rasulullah berpuasa pada hari Senin, karena pada hari itu terjadi berbagai sejarah penting yang membuat Rasulullah berpuasa di hari itu, salah satunya karena beliau dilahirkan pada Hari Senin tersebut.

Ibnu Taimiah didalam kitab nya "Iqtidha al-Shirath al-Mustaqim Mukhalafat Ahl Al-Jahim" bahkan memuji orang yang merayakan hari kelahiran rasul dan berkata:  

"Mengagungkan hari kelahiran Nabi Muhammad dan menjadikan nya sebagai perayaan terkadang dilakukan oleh sebagian orang, maka ia mendapat balasan pahala yang besar karena kebaikan niatnya dan pengagungan nya kepada rasulullah"

Cukuplah beberapa dalil dan hujjah yang penulis tuliskan diatas menjadi kesimpulan bagi kita kita bahwa Maulid Nabi ini adalah sebuah hal yang baik bahkan berpahala jika diisi dengan ibadah dan amalan baik lain nya.

Pentingnya Menyemarakkan Maulid Nabi Muhammad Pada Zaman Sekarang.

Syekh Yusuf Qardawi mengatakan bahwa Peringatan Maulid Nabi ini merupakan sarana untuk mengingatkan manusia terhadap  nabi Muhammad dan perjalanan hidupnya sehingga menjadikan beliau sebagai suri tauladan.

Ditambah lagi, dengan gempuran Globalisasi barat yang membuat semakin maraknya perayaan yang bukan berasal dari agama islam dikalangan para pemuda Indonesia zaman sekarang. 

Sebut saja perayaan Valentine, Tahun Baru Masehi dan Apirl Mop. Bahkan jika ditanya mengenai perayaan hari besar Islam, mereka tidak mengetahui nya kecuali Idul Fitri dan Idul Adha saja.

Mirisnya, selama ini banyak pemuda Indonesia yang tidak tahu kapan nabi dilahirkan. Hal ini menandakan bahwa mereka tidak begitu kenal dengan Nabi agung ini. 

Jika mereka saja tidak mengenal Rasulullah, bagaimana para pemuda ini akan mencontoh dan menjadikan Nabi Muhammad sebagai idola dan suri tauladan?

maka sudah seharusnya perayaan Maulid Nabi ini lebih digencarkan kepada anak muda agar mereka menjadi dekat dengan kisah Rasulullah.

Perayaan Maulid Nabi yang Tidak Dibenarkan

Walaupun begitu, tidak semua perayaan maulid nabi Muhammad yang dibolehkan. Perayaan Maulid yang dibolehkan ialah yang diisi dengan hal hal bermanfaat dengan tujuan mengingatkan kita kembali akan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW. 

Dalam konteks ini wajar saja ada ulama yang melarang perayaan maulid ini.

Jika perayaan maulid Nabi diisi dengan hal hal yang tidak bermanfaat atau bahkan maksiat, maka hal ini sangat tidak dibenarkan. 

Di beberapa negara misalnya, ada perayaan maulid nabi Muhammad yang diisi dengan acara menari nari ditengah jalan, atau acara nyanyian yang dilansungkan hingga tengah malam, maka perayaan maulid seperti ini lebih baik ditiadakan karena hanya akan menambah dosa saja.

Syekh Yusuf Qardawi juga menegaskan bahwa Perayaan yang diisi dengan hal hal yang tidak berfaedah itu bukanlah perayaan maulid nabi dan beliau tidak membenarkan seorangpun untuk melaksanakan nya.

Semoga, dengan merayakan Maulid nabi Muhammad SAW secara benar bisa menambah kecintaan dan kerinduan kita kepada mahkluk yang paling Allah cintai ini. Semarakkan Maulid Nabi agar para pemuda Indonesia dekat dengan kisah rasulullah dan agar mereka dekat dengan hal hal yang berhubungan dengan Islam.

Sekian, Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun