Gadis kopi. Begitulah panggilannya.
Setiap pagi sebelum mandi, ia membuka toples biru berisikan kopi berjenis arabika.
Kopi yang ditanam di dataran tinggi ini memiliki tempat tersendiri di hatinya dan kopi ini dapat menggeletarkan lidahnya.
3:2, perbandingan antara 3 sendok kopi dan 2 sendok gula selalu ia masukkan ke dalam cangkir cokelat tua kesayangannya. Setelah itu, ia masukkan air yang mengeluarkan uap-uap panas dari teko kecil berwarna hitam ke dalam cangkir kesayangannya.
3:2, ia mengaduk isi dalam cangkir ke kanan sebanyak 3 kali dan ke kiri 2 kali.
Kemudian, ia menempati sofa kayu yang terletak di teras rumahnya.
3:2, ia menunggu 3 menit lebih dua detik sebelum menyeruput kopinya. Arloji digunakan sebagai patokan.
Aroma khas kopi arabika menggoda indra penciumannya. Ia mendekatkan wajah pada cangkir merasakan uap-uap panas menggelitik hidungnya. Ia senang meminum kopinya panas-panas, kalau hangat apalagi dingin rasanya berbeda dan aroma kopi menjadi hambar, ucapnya di tempo hari. Kopi itu dapat menenangkan perasaannya, menenangkan saraf-saraf tubuhnya seketika dan terjadi begitu saja.
Suatu hari, ia tak kuasa meminum kopi. Setiap isapan kopi, ia keluarkan lagi dari mulut mungilnya sambil merintih perih mengusap perutnya.
Ia benci.
Ia tak suka.
Ia tak rela menghapus ritualnya.
Keesokan paginya, dan pagi-pagi berikutnya sebelum mandi, ia mengambil toples biru, perbandingan 3 kopi dan 2 gula, cangkir cokelat tua kesayangannya, teko kecil berwarna hitam, mengaduk 3 kali ke kanan dan 2 kali ke kiri, duduk di sofa kayu teras rumah, menunggu 3 menit lebih 2 detik dan mendekatkan wajahnya pada cangkir.
Ia hanya mengambil toples biru tanpa membukanya.
Ia mengambil teko hitam dan tidak menuangkan apapun ke dalam cangkir cokelat tua kesayangannya.
Ia mengaduk cangkir kosong sebanyak 3 kali ke kanan dan 2 kali ke kiri.
Ia membisu, menatap cangkir dengan tatapan kosong lalu tertawa terbahak-bahak sambil mendekatkan wajahnya pada cangkir dan ia merasakan udara yang sangat dingin, sedingin pagi yang waktunya terlihat pada arloji, pukul 3:2 AM.
Gadis kopi. Begitulah panggilannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H