Padahal tanpa sadar mereka sedang berprilaku dengan logika terbalik. Dimana mereka sedang memaksakan tuhan kepada masyarakat untuk pengikat emosi orang bagi kepentingan politiknya, agama dan tuhan menjadi alat satu-satunya yang mengikat semua orang dan mereka menjadi pembangkit semangatnya. Mereka yang pintar tentu saja akan berputar haluan karena tidak ingin larut dalam pembodohan sosial.
Timbul pertanyaan, apakah mereka yang tidak mau ikut keperkumpulan itu lantas dianggap keluar dari agama atau tidak beriman kepada tuhannnya? Tentu orang pikirannya lemah yang berpikir demikian. Justru lebih banyak orang yang berpikir jernih yang sebenarnya lebih taat dan beriman kepada tuhannya dan mereka hanya berada dalam logika komunikasi dengan tuhannya.Â
Karena agama adalah formulasi berkomunikasi dengan tuhan. Justru karena itulah maka partai politik yang berideologi agama seperti partai Islam, partai Kristen, partai Hindu dan lain sejenisnya tidak pernah menjadi partai pemenang pemilu di negara mana saja. Jika ada sudah pasti negara tersebut negara tertinggal.
Maka ideology politik yang paling dominan di negara-negara di dunia terorientasi ke liberalis dan komunis. Sebahagian diantaranya ada juga negara yang rakyatnya menganut ideologi dengan teology islam dalam berpartai politik. Tapi keberadaan dan sikap mereka justru membawa Islam ke altar pertaruhan yang berpengaruh terhadap citra dan image terhadap agama Islam.
Ada dua jenis mereka berpolitik menggunakan Islam, Â kedua jenis prilaku tersebut sebagai berikut:
Pertama, mereka yang menggunakan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya baik politik, ekonomi dan sisi hidupnya yang lain. Mungkin prilaku ini tidak membahayakan agama, Â karena mereka tidak membuat pertaruhan bahwa mereka mewakili Islam dalam politik partai.
Kedua, Â mereka yang memang mengeksplosi Islam untuk mengikat segenap anggotanya dan mengatasnamakan Islam sebagai pengikatnya. Biasanya mereka menjadikan Islam satu-satunya cara praktis sebagai alat untuk dalih mereka bersatu. Â
Mereka juga membawa Islam ke altar pertaruhan mental dan moral, lalu jika mereka baik dan bisa mengharumkan Islam maka tidak akan menimbulkan masalah, tapi jika sebaliknya misalnya partai itu korup atau dhalim maka merekalah yang menjadi perusak Islam.Â
Mereka bahkan dapat disebut jualan agama dalam politik yang kemudian sesungguhnya ketika melihat profil mereka hampir pasti mereka ada dalam kemunafikan.
Kedua jenis pimpinan politik ini bisa dibedakan dalam prilakunya, Â jika anda mendapatkan prilaku pimpinan seperti ini maka penulis sarankan segera menjauh dari partai ini apalagi mendukungnya. Â Kenapa?
Tentu saja karena mereka menjadi pejabat pemerintah kemudian mereka menikmati segala fasilitas dan uang. Sementara pemilih dan pendukungnya harus menunggu dalam waktu yang lama hasil dalam perjuangan politiknya, yakni di hari akhirat nanti yaitu surga.