Pantau saja bagaimana rata-rata perusahaan plat merah (milik pemerintah) sedikit yang dapat disebut normal, selebihnya hanya dijadikan media distribusi uang negara kemudian mereka menikmatinya dan hanya secuil yang bisa dinikmati rakyat padahal semua semangat dasarnya keberadaan perusahaan negara adalah untuk kepentingan pembanguna rakyat.Â
Lalu lihatlah aparaturnya BUMN seperti dewan komisaris PLN, PTP, Garuda dan perusahaan plat merah sejenisnya sudah dapat dipastikan mereka kaya dan berlimpah harta, beberapa dari mereka tertangkap karena korupsi selebihnya licin bagaikan belut dan belum tertangkap bahkan ketika pensiun mereka punya fasilitas rumah atau supermarket di eropa dan sebagainya.
Bagaimana Seharusnya
Sikap pemerintah seharusnya membangun swasta atau lembaga-lembaga rakyat independen daripada memelihara lembaga plat merah yang aparaturnya hanya berfokus dalam pemborosan uang negara dan mempengaruhi sikap pemerintah kepadanya.Â
Sementara lembaga independen milik swasta mereka senantiasa berkonsentrasi meningkatkan produktifitasnya agar mereka bisa bertahan dan tetap establish mencapai profesional dalam dunia tersebut. Sementara lembaga plat merah justru sebaliknya.
Jika kita memantau bagaimana perusahaan swasta negara Amerika yang dalam target dan operasinya menembus batas negaranya dan saham mereka sebahagiannya justru ada ditangan warga negara dari berbagai dunia justru mereka tidak membutuhkan uang negara bahkan mereka yang memberi pajak yang besar untuk negaranya.Â
Demikian pula dalam dunia media sosial dimana pemerintah mereka menghormati dan mensupport keberadaan mereka sebagai alat utama dalam pembangunan bangsanya.
Lalu kenapa dalam image pemerintahan Republik Indonesia hal itu seakan terbalik? Apakah kita belum cerdas dalam membangun bangsa dan negara ini?Â
Mungkin saja karena kita terlalu lama terjajah oleh bangsa lain sehingga mentalitas kita senantiasa inlanders sepanjang masa maka pemerintah adanya sebagai raja (dinasti) dan penguasa negara sementara rakyat hanya terposisikan bukan sebagai elemen paling utama negara ini tapi hanya sebagai penerima sedekah atau bantuan pemerintah. Â
Mungkin pula karena itulah rebutan dalam jabatan negara sangat prioritas dalam kehidupan bangsa ini dan jarang sekali kita temui mereka yang mundur ketika salah dan tidak mampu sebagaimana di negara lain.
Salam