Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Harus Segera Dipilih Wali Chip dan Gubernur Chip

11 Mei 2021   12:10 Diperbarui: 11 Mei 2022   14:18 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pixels/iStock Photo

Tentu saja menurut penulis standar ujian yang lama atau tidak boleh menggunakan handphone dalam ujian adalah standar pendidikan tertinggal dan menurut saya justru pendidikan yang tidak akan pernah mencerdaskan anak bangsa. Tetapi bagaimana seharusnya menguji kemampuan mahasiswa dan siswa? 

Tentu saja pengajar dan dosen perlu lebih cerdas dalam strategi mengajar dan menguji. Misalnya para pelajar dan mahasiswa lebih diorientasikan pada ujian kecerdasannnya otaknya (analisis) dalam menyelesaikan kasus dalam pelajaran dan kuliahnya. Jadi bukan lagi berorientasi pada pertanyaan-pertanyaan ketinggalan jaman yang sebatas siapa yang mengetahui istilah atau pertanyaan siapa tokoh dan peristiwa yang berorientasi pada sebatas ingatan.

Apa kaitannya cerita diatas dengan game online yang menghasilkan jumlah poin atau yang disebut Chip dalam masyarakat?

Jawabnya adalah bahwa perkembangan teknologi dan pendidikan yang tidak seimbang dan tidak bisa disiasati secara bijak oleh pemerintah atau pemimpin rakyat maka akan membangun manusia tertinggal di negaranya atau di daerahnya. Jika tokoh politik, tokoh masyarakat masih tabu dalam melihat perkembangan jaman dan mereka mempertahankan fanatisme dalam hidupnya baik budaya maupun kebiasaan yang mendominasi hidupnya maka hasilnya masyarakat akan menjadi statis dan jauh dari hakikatnya yang dinamis.

Apakah pembangunan rakyat cukup dengan prilaku masyarakat sehari-hari tanpa perubaham sistem dan campur tangan pemerintah sebagaimana berlaku selama ini?

Jawabnya disinilah kita melihat indikasi kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin rakyat dan membawa rakyatnya sebagaimana mereka yang dipilih langsung oleh rakyat seperti bupati/walikota, gubernur atau presiden. Sejauhmana mereka bisa membangun sistem yang mengarahkan rakyatnya untuk keluar dalam lingkaran ketertinggalannya. Karena ketika pemerintah membangun strategi untuk melakukan perubahan terhadap sistem sosial niscaya pengaruhnya sangat besar dan merubah orientasi pada warga negara oleh kecerdasan presiden atau warga daerahnya bila dilakukan oleh gubernur dan bupati/walikota.

Oleh karena itulah maka kecerdasan pemimpin menentukan hidup rakyatnya, karena kekuasaan maka sesungguhnya tingkat kecerdasan pemimpin dan pemerintahan dapat memenjarakan atau membelenggu rakyat secara fatal atau sebaliknya membebaskan dan mengantarkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyatnya.

Karena itulah terdapat negara dengan ilustrasi rakyatnya yang terjerat dalam kondisi tertinggal bahkan bodoh berjamaah sekabupaten, seprovinsi bahkan senegara.

Pertanyaannya, apakah masih rasional menurut anda bahwa pemimpin negara dan daerah hanya dibutuhkan kejujuran semata? Silakan dijawab dihati masing-masing. Kenapa?

Logikanya begini, ketika masyarakat bodoh dan tertinggal maka dia tidak akan paham yang mana orang yang paham dan yang mana calon pemimpin yang pintar maka akhirnya mereka hanya bersandar pada kata pemimpin harus jujur. Karena rakyat tidak bisa memvonis pemimpin itu bodoh karena rakyat tidak cukup wawasannya mengetahui dimana bodohnya seorang pemimpin tersebut. Padahal dalam sistem demokrasi ketika rakyat memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih tentu ia bisa mengkritik dan mengatakan seorang pemimpin itu dungu atau bodoh jika ia bisa membuktikan dengan argumennya dan menunjukkan fakta-faktanya.

Lalu bagaimana dengan kebijakan tentang game online yang menghasilkan Chip dan pendapatan warga masyarakat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun