Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Politik Tak Jelas Arah, Andalkan Seragam

13 April 2021   16:44 Diperbarui: 17 April 2021   04:04 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh :Tarmidinsyah Abubakar

Judul diatas dalam perspektif untuk pendidikan politik rakyat meski terdapat kata "bodoh" tetapi hal ini utk memudahkan bagi pembaca agar mudah mengingatnya.

Saya tidak meminta sahabat semua untuk mengiyakan apa yang saya sampaikan, tapi silakan berpikir, dan jangan kesimpulannya dibuat sekarang tapi buatlah kesimpulan beberapa hari setelah membaca narasi singkat ini.

Anda akan bisa menyimpulkan siapakah diri anda dalam politik, siapakah pemimpin anda dalam politik di negeri anda. Apakah pemimpin dan partai anda membawa bangsa ini ke era maju atau era jaman batu....

Kajian kita hanya dalam soal rata-rata partai politik kita menggunakan seragam seperti club sepakbola.

"Pakaian atau Seragam Dalam Partai Politik"

Pertanyaannya, kenapa dinegara-negara maju yang sistem hidup rakyatnya demokratis, mereka tidak mengedepankan seragam dalam partai politiknya.

Jadi begini, di negara yang maju sistem demokrasinya, orang berpolitik pada substansinya. Mereka benar-benar berpolitik memperjuangkan aspirasi politiknya. Jadi pada dasarnya mereka sangat paham bahwa partai politik dapat memecahbelah rakyat. Mereka memiliki ilmu politik berbangsa dan bernegara, tidak perlu dibedakan dengan pakaian yang gagah berani dalam politik rakyat sipil.

Bayangkan jika ada 4 partai politik maka negara itu akan terbagi dalam 4 kotak warna, misalnya merah, kuning, hijau, dan biru. Seperti lagu balonku ada empat,,,eh,,,ada 5. Ya tidak apa namanya lagu anak-anak, dan esensinya kita mengajar angka dan warna.

Maksud saya bgmana? Seragam partai sebenarnya alat politik masyarakat tertinggal, dimana pemikiran politik yang masih orientasi secara ekslusive, rakyat diajarkan egosentris berkelompok dan partai politik memisahkan diri dari masyarakat umum. Karena itu partai politik kita sebenarnya telah lama membodohkan rakyat.

Perbedaan politik dalam partai politik kita bukan dibedakan dengan pemikiran politik yang mengarahkan cara hidup yang dapat dipilih rakyat pada pemilu, tapi partai politik kita hanya mengajarkan pengelompokan diri, sekedar partai ini fasilitas bagus, partai itu fasilitas kurang dan tidak memberikan apa-apa.

Kemudian masyarakat memilih bergabung karena warnanya lebih bagus, lebih terang, biasanya warna merah menjadi warna kebanyakan yang disukai masyarakat tertinggal dimana-mana.

Padahal partai politik idealnya bagaimana mereka justru tidak dipisahkan oleh rakyat, partai harus menyesuaikan dengan keragaman masyarakat dan partai politik tidak memisahkan diri dengan rakyat karena seragamnya apalagi oleh warna.

Pemisahan seragam dengan rakyat itu hanya terjadi pada sistem militer, karena memang mereka alat negara. Tapi partai politik itu alat politik rakyat, jika memisahkan diri dengan seragam dari rakyat maka mereka sama dengan tidak mengerti arah pembangunan rakyat sipil.

Masyarakat dinegara kita ini adalah masyarakat terjajah, mentalitasnya belum merdeka, maka seharusnya rakyat Aceh harus lebih cepat belajar apalagi dengan adanya partai politik lokal.

Kalau partai politik lokal anda belajar kepada partai politik nasional maka wajarlah Aceh itu masih dijajah secara terselubung. Pemimpin politik di Aceh di kuasai oleh pemimpin politik pusat yang mereka sendiri tidak cukup kualitas dalam memimpin partai politik karena mereka tidak pernah belajar berdemokrasi yang cukup.

Saya bukan berbicara merendahkan untuk mengejek sebagaimana kebanyakan politisi yang hanya berpolitik dengan sebatas sentimen. Tetapi kenyataannya memang demikian adanya, Pimpinan-pimpinan partai politik sipil dinegeri kita secara total dikalahkan oleh para petinggi militer atau pensiunan. Akhirnya mereka hanya menjadi bulan-bulanan politisi militer.

Kenapa demikian?

Karena pemimpin politik dari kalangan sipil sangat lemah dukungan karena rakyat sudah diracuni dengan pembodohan dalam politik.

Maka pemimpin politik dari kalangan sipilpun ikut irama mainan politik dari kalangan militer yang seragam-seragaman bego itu.

Padahal seragam itu pakaian petugas operasi dalam kehidupan masyarakat cerdas dan bebas.

Lalu apakah normal partai politik gunakan seragam?

Bagi masyarakat yang berpikir normal dan cerdas dalam membangun politik dan bangsanya yang benar sungguh tidak wajar.

Tetapi bagi kalangan politisi bodoh memang hanya itu yang diandalkan untuk memberitahu kepada rakyat bahwa mereka pengurus partai politik. Kebiasaan ini berlaku hingga saat ini di Indonesia. Maka saya menyebut pemimpin partai politik kita bodoh yang berpotensi membodohkan rakyat seumur masa.

Lihatlah jerse pemain bola, pelatihnya tetap saja menggunakan jas dan pakaian sipil lengkap, pelajarannya apa? Pesepakbola lari, kejar bola, tendang bola adalah hiburan rakyat sipil yang hidupnya sejahtera. Penonton harusnya menggunakan jas dan dasi dalam peradaban kehidupan sipil yang maju tapi di negara kita yang tropis cukup berpakaian rapi yang menunjukkan peradaban masyarakat daerah kita.

Begitulah politik sebenarnya yang dapat membangun kesejahteraan rakyat dalam berbagai sisi kehidupannya meski pada aktivitas kecil sehari-hari.

Maka kepala daerah, presiden dan bupati menentukan kehidupan rakyat, karena itu mereka harus dipilih dari kalangan yang cerdas jauh lebih cerdas dari rakyat biasa.

Bukan melihat jabatan saat ini misalnya hari ini DPR RI besok Presiden atau Gubernur. Itu cara pikir goblok dalam politik.

Kalau anda mampu sebagai pejabat atau anda berada dalam sistem manajemen jabatan negara maka keberadaan anda akan mempengaruhi pejabat lain untuk membuat perubahan. Karena cara anda yang masuk dalam penciteraan, maka  pejabat lain tidak mau ikutan. Meski rakyat tidak paham dan anda sendiri juga tidak paham sehingga rakyat dibawah menganggap anda pejuang dan pemimpin padahal anda sendiripun tidak yakin.

Untuk itu saya ingin garis bawahi bahwa partai politik yang mengandalkan seragam adalah partai politik bodoh yang tidak punya ajaran politik dan mereka hanya mengandalkan perbedaan warna dan seragam kepada rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun