Bagi masyarakat yang berpikir normal dan cerdas dalam membangun politik dan bangsanya yang benar sungguh tidak wajar.
Tetapi bagi kalangan politisi bodoh memang hanya itu yang diandalkan untuk memberitahu kepada rakyat bahwa mereka pengurus partai politik. Kebiasaan ini berlaku hingga saat ini di Indonesia. Maka saya menyebut pemimpin partai politik kita bodoh yang berpotensi membodohkan rakyat seumur masa.
Lihatlah jerse pemain bola, pelatihnya tetap saja menggunakan jas dan pakaian sipil lengkap, pelajarannya apa? Pesepakbola lari, kejar bola, tendang bola adalah hiburan rakyat sipil yang hidupnya sejahtera. Penonton harusnya menggunakan jas dan dasi dalam peradaban kehidupan sipil yang maju tapi di negara kita yang tropis cukup berpakaian rapi yang menunjukkan peradaban masyarakat daerah kita.
Begitulah politik sebenarnya yang dapat membangun kesejahteraan rakyat dalam berbagai sisi kehidupannya meski pada aktivitas kecil sehari-hari.
Maka kepala daerah, presiden dan bupati menentukan kehidupan rakyat, karena itu mereka harus dipilih dari kalangan yang cerdas jauh lebih cerdas dari rakyat biasa.
Bukan melihat jabatan saat ini misalnya hari ini DPR RI besok Presiden atau Gubernur. Itu cara pikir goblok dalam politik.
Kalau anda mampu sebagai pejabat atau anda berada dalam sistem manajemen jabatan negara maka keberadaan anda akan mempengaruhi pejabat lain untuk membuat perubahan. Karena cara anda yang masuk dalam penciteraan, maka  pejabat lain tidak mau ikutan. Meski rakyat tidak paham dan anda sendiri juga tidak paham sehingga rakyat dibawah menganggap anda pejuang dan pemimpin padahal anda sendiripun tidak yakin.
Untuk itu saya ingin garis bawahi bahwa partai politik yang mengandalkan seragam adalah partai politik bodoh yang tidak punya ajaran politik dan mereka hanya mengandalkan perbedaan warna dan seragam kepada rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H