Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilihan Membangun Bangsa dengan Kesadaran Rakyat atau dengan Tapak Sepatu Prajurit

20 Maret 2021   13:04 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:39 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intinya semua mereka adalah pemikir dan pelaku politik di negerinya masing-masing yang kemudian menjadi pemikir politik dan filsuf dunia, karena pemikiran itu menjadi referensi bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Jika kita memantau negara kita khususnya pemerintah hingga sekarang kita sebagai rakyat tidak cukup informasi, apakah negara kita menggunakan konsultan politik atau pemikir politik dan negara. Karena jika mengacu pada konstitusi maka negara ini negara demokrasi, tentunya pemimpin negeri ini harus belajar pada bangsa dan negara yang telah lama berdemokrasi.

Jika pemerintah kita menggunakan konsultan dari RRC sebagaimana informasi di media sosial maka pemerintah kita sudah masuk dalam penyalahgunaan kekuasaan (abuse power). Karena apa? Karena bangsa ini justru berafiliasi dan mengajarkan sistem komunis pada rakyatnya yang kepemimpinannya bertentangan total dengan sistem kepemimpinan demokrasi.

Rakyat jangan menganggap hal ini perkara sepele dalam bernegara dan membiarkan wakil rakyat lalai diparlemen dan bekerja untuk misi-misi mempertahankan hidup sebagaimana rakyat biasa. Karena dampaknya dapat menimbulkan malapetaka bagi kehidupan rakyat Indonesia.

Kedua, Pemimpin Partai Politik, kecerdasan pemimpin partai politik menentukan kualitas pencapaian tujuan bernegara sekaligus menentukan kualitas kehidupan rakyat disuatu negara.

Contohnya begini aja, jika rakyat Indonesia diminta untuk mengibarkan bendera negaranya, maka perintah hingga kepelosok selama ini sering dilakukan dengan pemaksaan pemaksaan bahkan dimasa lalu terpaksa dengan strategi Tapak Sepatu Prajurit (TSP).

Tetapi di negara demokrasi warga masyarakat dengan kesadarannya mengibarkan bendera negaranya bahkan mereka menempel bendera negaranya di dinding rumah atau menyelipkan disudut rumahnya dengan bangga meski tanpa perintah negara.

Jadi strategy perintah rakyat oleh pemerintah berbeda antara sistem kepemimpinan negara tersebut. Tinggal pada warga masyarakat mau memilih sistem apa dalam kesadarannya mengingat masih ada ruang untuk pemilihan tersebut terutama peran dan fungsi rakyat menggunakan Pemilihan Umumnya tahun 2024.

Jika pemimpin partai politik tidak berstandar pada ilmu, teori dan pengalaman-pengalaman berpolitik berbangsa dan bernegara maka mereka akan terjebak pada kepentingan sempit dalam bernegara dan berpengaruh  besar terhadap rakyat. Demikian pula jika sistem sogok berlaku dalam politik maka sudah pasti negara akan dipertaruhkan.

Lihatlah bagaimana Malaysia ketika dipimpin Abdullah Badawi yang akhirnya perdana menteri ini ditangkap, rakyat disuguhkan dengan kekayaannya yang melimpah dari kompensasi memberi negaranya kepada bangsa asing melalui berbagai investasi yang menguntungkan sementara. Rakyatnya bagaimana menjadi tumbal kekuasaan dan tentu mengalami kesempitan dalam hidup mereka.

Ketiga, Kecerdasan Pemimpin Pemerintah : Presiden sebagai pelaksana tugas-tugas dalam kepemimpinan negara memegang peranan penting dalam mengarahakan kehidupan rakyatnya. Jika pemimpin negara memiliki ilmu kebangsaan maka mereka dengan mudah mengarahkan rakyat dan membawa sistem hidup rakyat dengan segala kemudahan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun