Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rakyat Tak Perlu Habis-Habisan Dalam Partai Politik, Kenapa? Begini Kajian Sederhananya!

12 Maret 2021   12:56 Diperbarui: 12 Maret 2021   21:24 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soekarno dan Soeharto yang haus kekuasaan dengan wacana berkuasa selamanya. Susilo Bambang Yudoyono yang tergolong sukses memimpin dengan pembangunan baru yang meletakkan fondasi demokrasi Indonesia dalam pemerintahan setelah perjuangan bebas yang dilakukan oleh Amien Rais dan Sri Bintang Pamungkas. Akhirnya juga dianggap terjebak dalam kekuasaan partai dengan keluarga sehingga ada kelompok mantan teman dan kader yang menjadi lawan dan berhadapan langsung.

Lalu, masalah utama dalam politik  dan partai politik di Indonesia itu apa sih? Jawabnya kematangan demokrasi pada pemimpin, ragu pada model dan sistem kepemimpinan, pembangunan politik bangsa tidak dilihat sebagai pembangunan tetapi dibiarkan hingga berwujud menjadi strategi politik dan dikendalikan dengan dalih pembinaan, padahal pemerintah juga mencari gagang pegangan pada partai politik lain sehingg yang terjadi bukan pembinaan dan pendidikan rakyat tetapi adu pintar dalam propaganda politik.

Jangan heran suatu masa kita rakyat akan sadar bahwa pemimpin kita yang kita pilih adalah siapa yang paling lihai melakukan propaganda politik. Selanjutnya jangan heran kalau masyarakat kita suatu masa karakternya berorientasi pada propagandus dan secara kasarnya dapat digolongkan sebagai tukang olah atau siapa yang berhasil menipu rakyatnya.

Hal ini semua dalam politik suatu signal pertanda bahwa politik di negeri ini masih centang perenang dan tidak memiliki patron dan sistem yang disepakati secara konsisten oleh pemimpin partai politik dan pemimpin negeri ini yang masih larut melihat politik masih dalam tahapan strategi merebut dan mempertahankan kekuasaan politik meski peran dan fungsinya sebagai pejabat tinggi dan pemimpin negara. Karena itulah maka penulis mengingatkan warga masyarakat supaya biasa saja dalam partai politik sebelum anda menyesalinya.

Salam

screenshot-20210312-124329-2-604b012d8ede480a475c3482.jpg
screenshot-20210312-124329-2-604b012d8ede480a475c3482.jpg
Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun