Soekarno dan Soeharto yang haus kekuasaan dengan wacana berkuasa selamanya. Susilo Bambang Yudoyono yang tergolong sukses memimpin dengan pembangunan baru yang meletakkan fondasi demokrasi Indonesia dalam pemerintahan setelah perjuangan bebas yang dilakukan oleh Amien Rais dan Sri Bintang Pamungkas. Akhirnya juga dianggap terjebak dalam kekuasaan partai dengan keluarga sehingga ada kelompok mantan teman dan kader yang menjadi lawan dan berhadapan langsung.
Lalu, masalah utama dalam politik  dan partai politik di Indonesia itu apa sih? Jawabnya kematangan demokrasi pada pemimpin, ragu pada model dan sistem kepemimpinan, pembangunan politik bangsa tidak dilihat sebagai pembangunan tetapi dibiarkan hingga berwujud menjadi strategi politik dan dikendalikan dengan dalih pembinaan, padahal pemerintah juga mencari gagang pegangan pada partai politik lain sehingg yang terjadi bukan pembinaan dan pendidikan rakyat tetapi adu pintar dalam propaganda politik.
Jangan heran suatu masa kita rakyat akan sadar bahwa pemimpin kita yang kita pilih adalah siapa yang paling lihai melakukan propaganda politik. Selanjutnya jangan heran kalau masyarakat kita suatu masa karakternya berorientasi pada propagandus dan secara kasarnya dapat digolongkan sebagai tukang olah atau siapa yang berhasil menipu rakyatnya.
Hal ini semua dalam politik suatu signal pertanda bahwa politik di negeri ini masih centang perenang dan tidak memiliki patron dan sistem yang disepakati secara konsisten oleh pemimpin partai politik dan pemimpin negeri ini yang masih larut melihat politik masih dalam tahapan strategi merebut dan mempertahankan kekuasaan politik meski peran dan fungsinya sebagai pejabat tinggi dan pemimpin negara. Karena itulah maka penulis mengingatkan warga masyarakat supaya biasa saja dalam partai politik sebelum anda menyesalinya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H