Namun perolehan kursi PAN di Kota Banda Aceh masih dalam peringkat lima besar, padahal memperoleh kekuasaan kembali bagi PAN sangat terbuka peluang, karena partai lain juga redup dalam pengembangannya.
Dalam teori politik dikenal terminology bahwa seseorang yang pernah memilih atau mendukung suatu partai politik karena ideology akan sulit meninggalkan partai tersebut, karena mereka tersosialisasi sebagai orang berjalan di depan ditengah masyarakat.
Lalu bagaimana kondisi PAN di Kota Banda Aceh sekarang?
Pertama, PAN memang masih mampu menempatkan kadernya sebagai Wakil Walikota melalui pemilihan DPRK, sejak pergantian karena meninggalnya Walikota sebelumnya. Kemudian ketepatan memilih calon Walikota yang elektabilitasnya memang sukses memasuki pemilihan dalam pemilukada. Faktor tersebut masih bisa menempatkan kader sebagai wakil Walikota.
Harapan Baru Pemilih
Tetapi secara internal, perlu dievaluasi bahwa dalam teori politik, bahwa pemilih tidak pernah berterimakasih. Mereka tidak akan mempertimbangkan apa yang pernah kita berikan dan sajikan, tetapi mereka akan menanti harapan baru yang lebih prospektif. Tetapi dalam politik sebagaimana di negeri kita partai politik memberi bisa diartikan diluar memberi dalam kapasitas politik tapi bisa diartikan memberi barang dan jasa sebagaimana pemberian diluar politik.
Bagaimana memberi harapan baru kepada pemilih? Salah satu cara yang paling efektif adalah menampilkan kader baru sebagai pimpinan. Karena masyarakat cenderung jenuh dengan kondisinya dan prilaku seseorang pemimpin yang defensif. Karena itu juga maka diperlukan penyegaran dan pengkaderan sehingga bisa menampilkan agresifitas dalam politik dan kepemimpinan.
Ujian Kepemimpinan
Kemudian seorang kader yang pernah diangkat sebagai pimpinan tidak mampu berbuat banyak untuk mengembangkan partai, apalagi menjadi bahagian dari pimpinan daerah tentu saja dapat dikurangi perannya agar hanya berkonsentrasi pada tugasnya karena kekurangannya akan menentukan masa depan semua kader di suatu daerah. Kenapa demikian?
Dalam Teori politik di jelaskan bahwa semakin tinggi jabatan publik seseorang semakin besar pula investasi yang harus dikorbankan untuk politik jika tidak maka kader lain menjadi korban ketidakpercayaan masyarakat pemilih. Pengorbanan bagaimana? Tentu tergantung ranah politiknya. Kalau politik masih sebatas meraih suara dengan uang dan fasilitas maka semakin besar pula uang dan fasilitas untuk investasi berikutnya. Jika dengan faktor politik yang benar maka semakin perlu menambah ilmu dan kerja keras serta bersikap untuk membela rakyat dalam aktivitas pemerintahannya
Begitupun dalam kearifannya mengatur dan membangun kekaderan yang dapat menimbulkan tanda tanya simpatisan, walaupun hanya sekedar menempatkan posisi kader pada jabatan dalam partai. Hal ini bisa saja pimpinan partai berlaku tidak fair dan mendhalimi kader lainnya karena faktor salah paham dalam makna mendukungnya.