Dengan sendirinya teology masyarakat terpengaruh dengan ideology partai politik tersebut dengan batasan-batasan pengikatnya adalah ajaran agama dan budaya sehingga partai semacam ini kesannya suci dan kadernya berciri khas sebagai aktivis agama atau budaya yang seluruh tampilannya seperti logo, motto akan disesuikan dengan agama terutama secara simbolik dan menarik agama dalam politik pragmatis.
Partai aliran cenderung lebih mudah tergerus dukungan masyarakat akibat prilaku kadernya yang tidak mampu mengawal mental dan moralitasnya sesuai agama dan budaya yang dieksploitasi tersebut. Tokoh agama biasanya akan menjadi kader politik pragmatis ketika pimpinan partai politik dapat meyakini mereka mempersatukan perjuangan partai dengan perjuangan agama.
Kemudian mereka sering terjebak kala menghadapi pilihan politik yang menghadapkan kepentingan politik partai secara realistik dengan kepentingan agama disatu sisi dan mereka menyimpang dari keberpihakan pada harapan pemilihnya. Karena itulah partai berjenis ini mudah dijebak dan diganggu oleh partai lainnya dengan menghadapkan pilihan politik dengan keberpihakan pada agama atau budayanya.
Partai politik bebas, adalah partai politik masa depan yang mengekspolitasi kebebasan politik dengan batasan-batasan keterikatan pada nilai-nilai yang justru mengikat dan membelenggu politik itu sendiri. Jenis partai ini berjuang untuk politik dan ilmu politik secara normatif dan tidak menyeret faktor-faktor lain kedalam politik pragmatis. Mereka akan menjadi tumbal sebagai pelaku politik anti agama oleh orang-orang bodoh yang difitnah oleh kelompok politik lainnya.
Padahal partai jenis freedom party ini justru memperkuat independensi agama agar tidak dieksploitasi dalam politik. Karena politik hanya menyandarkan kepalanya kepada agama atau memanfaatkan agama secara simbolik padahal matanya pada sejumlah kursi jabatan negara.
Maka sering anda temukan suatu ketika berhadapan ummat Islam dengan pemerintah, partai politik Islam justru bersembunyi bahkan berpihak kepada pemerintah dan menentang mareka menyampaikan protes melalui demo dan sebagainya. Mereka akan menghindari kajian melalui tulisan karena dapat menjadi catatan dan pegangan orang pintar dalam politik dan tidak bisa menyeret misi politiknya.
Partai jenis ini biasanya akan menjadi pilihan masyarakat yang sudah lebih tinggi wawasan politik sosialnya karena filter politiknya disershkan pada masyarakat itu sendiri, pemilih diberi kebebasan berpikir dan kematangan berpikir itu menjadi bahagian dari prosesi pengambilan keputusan membuat pilihan politiknya dan tentu saja gerakan mereka membebaskan politik dari ikatan atau jeratan atau belenggu faktor agama atau faktor lain yang sesungguhnya membelenggu faktor politik.
Kelahiran dan keberadaan partai politik itu akan sulit diterima ditengah masyarakat dunia ketiga, karena dianggap tidak menempatkan agama atau budaya masyarakat dalam landasan politiknya secara simbolik. Partai jenis ini cenderung menentang pengeksploitasian agama ke dalam politik pragmatis.
Dalam masyarakat tertinggal pemimpin partai ini atau kadernya akan dianggap tidak bergama dan tidak memahami masyarakatnya. Padahal justru sebaliknya merekalah yang sedang membebaskan masyarakat dari kebodohan politik dan pengeksploitasian masyarakat dalam politik.
Lalu apa yang menjadi bahan kampanye politiknya? Jawabnya diantaranya adalah kesetaraan, ilmu pengetahuan, konsep bernegara, konsep bermasyarakat, dan ide-ide solusi dan perubahan masyarakat melalui perjuangan dan kebijakan politiknya.