Oleh : Tarmidinsyah Abubakar
Seminggu yang lalu saya mengalami gejala sakit ginjal, akibat kebanyakan begadang dan kurang konsumsi air putih. Dugaan itu disampaikan oleh beberapa dokter dan teman yang mengetahui sisi penyakit itu karena pernah menemani anggota keluarganya.
Yach,,,maklum saja standar kehidupan kita warga daerah di Indonesia yang sangat sederhana dan tidak pernah bisa hidup normal sebagaimana warga di negara-negara scandanavia yang teratur, nyaman serta lebih terkesan senang, bahagia dan rakyatnya sepertikan menemukan tahapan kesejahteraan sebagai skenario kehidupan suatu bangsa yang merdeka.
Apalagi bagi kalangan politisi, ketika tidak memiliki jabatan, tentunya akan kelimpungan karena akses-akses kepada keuangan daerah dan negara secara perlahan juga semakin jauh, karena politisi di Indonesia mentalitasnya korup, keki, dan penjilat. Ketika anda jatuh anda akan dipijak dan tidak dihargai meski ilmu anda segunung.
Kurang yakin? Lihat sejarah kehidupan para tokoh PKI misalnya Soebandrio yang masa berkuasa garangnya luar biasa tapi ketika jatuh seperti orang awam yang tidak mengerti apapun tentang politik. Begitulah ranah politik kita, politisi yang hebat akan dianggap setingkat dengan penipu bila sudah tidak berkuasa apalagi jatuh dan ditangkap dalam suatu masalah.
Sebahagian besar mereka tidak bergaul secara normal tapi gaul kepentingan politik, tidak berguru secara normal tetapi berguru karena kepentingan politik. Demikian pula dalam keharmonisan hubungan antara politisi sebahagian besar dipenuhi dengan kamuplase dan bagaikan fatamorgana. Pertahananan hubungan hanya ada ketika bisa saling memberi dukungan secara politis begitupun sebaliknya. Kenapa demikian?
Karena mentalitas anda sesungguhnya adalah demagog bukan negarawan, anda adalah yang fenomena dipaksakan sebagai pemuka-pemuka masyarakat egois yang merampas hak-hak orang lain demi kemapanan hidup anda. Pada akhirnya memang anda adalah pemain sandiwara profesional ditengah panggung hiburan rakyat dan perlu diingat bahwa anda penghibur tetapi hanya sebatas penari telanjang.
Oleh karena itu jangan pernah tersanjung oleh politisi kecuali orang yang teruji, misalnya ketika anda kuat dalam politik tapi dia lebih mandiri tanpa mengandalkan kedekatan dengan anda, meskipun anda melindunginya. Ketika anda lemah  dia juga menjadi orang yang sangat memahami diri anda sebagaimana memahami dirinya sendiri. Jika tidak demikian maka hubungan anda berkait dengan politik adalah ibarat bangunan kebohongan meskipun mereka bahagian dari keluarga kandung anda secara langsung.
Adapun yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana sesungguhnya dinamika kehidupan anda sebagai politisi di negeri ini yang penuh dengan batu cadas dan terjal, perjalanan politik anda ibarat orang berlari ketika anda jatuh maka anda akan terpijak, sepenuh apapun otak anda dalam politik dan sosial. Apakah ini kesalahan anda? Menurut saya sama sekali bukan karena yang salah adalah mereka pemimpin-pemimpin politik negeri ini yang tidak memiliki cukup wawasan dan ilmu pengetahuan dalam politik. Buktinya apa?
Buktinya, orang awam atau orang yang tidak berkecimpung dalam dunia politik dan kepemimpinan dapat ditukar posisinya dengan pemimpin yang politisi kalau dibarter dengan uang. Orang biasa jadi pemimpin sementara yang pemimpin bisa sempurna menjadi orang biasa. Normalkan? Tanpa residu.
Maksudnya apa? Antara politisi dan orang awam sama saja, ukurannya adalah uang (cash money), kalau punya uang maka orang awam juga bisa menjadi pemimpin dan politisi. Jadi orientasinya salah kaprah, padahal orang yang punya uang tersebut hanya karena punya tanah warisan yang kebetulan tanah itu mengandung kimia yang dibeli mahal. Itu sama dengan kekayaan suatu daerah yang tanahnya memiliki kadar tambang yang tinggi menjadi daerah kaya, setelah barang itu habis diapun akan miskin.
Sementara mereka yang ahli akan terus mengolah dan mengembangkan teknology yang harga jualnya berlipat ganda dari sekedar nilai yang terkandung dalam tanah secara alamiah.
Ketika ini terjadi maka produktifitas akan mati suri, keahlian dan ilmu pengetahuan tidak ada nilai, wawasan dianggap pepesan kosong, masyarakat hanya mengandalkan siapa yang menjadi tuan banyak uang untuk membantunya dan lebih beragama atau lebih berbudaya dibanding yang lainnya. Merekalah yang berkuasa dan membeli serta menciptakan pemimpin dan politisi dengan kemampuan uangnya dan itulah yang dinamakan hantu kapitalis (capitalist ghost).
Produk-produk inilah yang kemudian mewarnai perpolitikan suatu negara sehingga mentalitas hipokrit (munafiq) merambah kehidupan masyarakat. Apakah masyarakat aman dari wabah ini? Tentu saja tidak, perkara ini melebihi wabah covid 19 yang kita hadapi hingga sekarang.
Dampak lainnya apa? Negara akan menjadi negara terjajah, mentalitas rakyatnya lebih parah lagi, pemimpin dan para pejabat adalah pecundang dan hipokrit. Akhirnya apa? Kita menjadi bangsa budak sempurna.
Kalau bukan begitu, bagaimana mungkin ada keputusan sebuah rumah sakit dinegeri ini bahwa warga masyarakat tidak boleh berobat dan menjalani perawatan dengan fasilitas bpjs apabila menolak swab test covid 19 dan mereka diwajibkan membayar.
Jangan fitnah pak, tidak datangi aja klinik Khanza di Kaju Aceh Besar depan penjara. Apa klinik dan Rumah Sakit lain juga begitu? Itu tugas andalah, masa sih saya terus yang bersikap dan mencari tahu, gantian dong!
Beruntung mereka yang punya uang, coba bayangkan kalangan masyarakat yang tidak punya uang tentu akan kelabakan dibiarkan mati atau sakit parah kalau tidak bersedia untuk itu, sekaligus jika warga itu tidak bersedia dan tidak rela dirampok oleh pemerintah maka mereka lebih baik mati atau sakit parah, demikiankan logikanya!!
Lalu, penempatan kehormatan masyarakat oleh pemerintah berada dimana? Apakah konstitusi negara ini yang diselenggarakan pemerintah demikian amanahnya?
Jika bukan demikian maka pemerintahlah biang rusaknya bangsa ini. Jika amanah konstitusi memang demikian berarti wakil rakyat yang punya kerja. Tentu rakyat juga ikut salah mungkin ada oknum-oknum yang menukar obatnya dengan minuman yang memabukkan, sehingga mereka dalam keadaan teler mewakili rakyatnya diparlemen.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H