Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paksa Rakyat Bayar dan Tes Swab Covid 19 Seperti Bangsa Budak, Pemimpin dan Politisi?

20 Februari 2021   11:06 Diperbarui: 20 Februari 2021   11:35 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara mereka yang ahli akan terus mengolah dan mengembangkan teknology yang harga jualnya berlipat ganda dari sekedar nilai yang terkandung dalam tanah secara alamiah.

Ketika ini terjadi maka produktifitas akan mati suri, keahlian dan ilmu pengetahuan tidak ada nilai, wawasan dianggap pepesan kosong, masyarakat hanya mengandalkan siapa yang menjadi tuan banyak uang untuk membantunya dan lebih beragama atau lebih berbudaya dibanding yang lainnya. Merekalah yang berkuasa dan membeli serta menciptakan pemimpin dan politisi dengan kemampuan uangnya dan itulah yang dinamakan hantu kapitalis (capitalist ghost).

Produk-produk inilah yang kemudian mewarnai perpolitikan suatu negara sehingga mentalitas hipokrit (munafiq) merambah kehidupan masyarakat. Apakah masyarakat aman dari wabah ini? Tentu saja tidak, perkara ini melebihi wabah covid 19 yang kita hadapi hingga sekarang.

Dampak lainnya apa? Negara akan menjadi negara terjajah, mentalitas rakyatnya lebih parah lagi, pemimpin dan para pejabat adalah pecundang dan hipokrit. Akhirnya apa? Kita menjadi bangsa budak sempurna.

Kalau bukan begitu, bagaimana mungkin ada keputusan sebuah rumah sakit dinegeri ini bahwa warga masyarakat tidak boleh berobat dan menjalani perawatan dengan fasilitas bpjs apabila menolak swab test covid 19 dan mereka diwajibkan membayar.

Jangan fitnah pak, tidak datangi aja klinik Khanza di Kaju Aceh Besar depan penjara. Apa klinik dan Rumah Sakit lain juga begitu? Itu tugas andalah, masa sih saya terus yang bersikap dan mencari tahu, gantian dong!

Beruntung mereka yang punya uang, coba bayangkan kalangan masyarakat yang tidak punya uang tentu akan kelabakan dibiarkan mati atau sakit parah kalau tidak bersedia untuk itu, sekaligus jika warga itu tidak bersedia dan tidak rela dirampok oleh pemerintah maka mereka lebih baik mati atau sakit parah, demikiankan logikanya!!

Lalu, penempatan kehormatan masyarakat oleh pemerintah berada dimana? Apakah konstitusi negara ini yang diselenggarakan pemerintah demikian amanahnya?
Jika bukan demikian maka pemerintahlah biang rusaknya bangsa ini. Jika amanah konstitusi memang demikian berarti wakil rakyat yang punya kerja. Tentu rakyat juga ikut salah mungkin ada oknum-oknum yang menukar obatnya dengan minuman yang memabukkan, sehingga mereka dalam keadaan teler mewakili rakyatnya diparlemen.

Salam

pexels.com
pexels.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun