Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Lawan Bersama, Bergabungnya Partai Politik dalam Kekuasaan PDIP?

17 Januari 2021   13:43 Diperbarui: 17 Januari 2021   14:06 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibat kebijakan pemerintah yang dibatasi kepentingan mitra atau tuannya dan dirasa oleh kelompok politik lain dan rakyat maka terjadi perlawanan dan partai politik lain juga mendapat celah politik untuk bersikap berbeda, ditambah ormas yang bertentangan juga mengambil kesempatan untuk menentang pemerintah.

Dalam beberapa elemen politik tersebut, yang dianggap lawan berat sehingga diperlukan koloborasi politik besar, tentu ada empat macam :

Pertama, Partai politik lain dengan ideology yang berbeda

Kedua, Ormas dan masyarakat pengikut emosionalnya

Ketiga, Partai politik lain yang berkoloborasi dengan ormas dan berposisi sebagai pengguna daya ungkit politik yang kuat.

Keempat, Pimpinan partai politik atau pimpinan politik yang berpotensi membawa partai politik sebagai partai dominan dukungan, yang memungkinkan menjadi ancaman kekuasaannya.

Tentunya pilihan lawan bersama kekuasaan yang menguasai pemerintah sekarang ini mengarah pada politik yang berpotensi mengerus kekuasaannya atau berpotensi memenangkan pemilu dimasa selanjutnya.

Dalam dua arah lawan politik ini jika penguasa pemerintah ingin kita lihat dalam kualitas politik tentu mereka berada dalam pilihan ideology antara komunis dan liberalis, maksudnya pemerintah memahami pembangunan rakyat secara luas. Konyolnya bila terjebak dalam pengambilan keputusan politik sebatas rebutan kekuasaan negara, maknanya politik hanya ada untuk mengawal kekuasaan secara praktis dan bahkan pemerintah tidak pada tahapan politik membangun masa depan rakyatnya tapi sebatas merebut dan mempertahankan kekuasaan sebagaimana kelompok genk mengawal zona kekuasaannya.

Terimakasih

Gambar pexels
Gambar pexels

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun