Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Membedakan Tokoh Politik dan Tokoh Partai Politik?

2 Januari 2021   17:07 Diperbarui: 2 Januari 2021   17:23 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem komando dalam kepemimpinan organisasi sipil dalam kualitas pembangunan masyarakat sipil dan demokrasi adalah kualitas kepemimpinan paling rendah yang membelenggu setiap anggotanya. Pemimpin juga akan memandang perlawanan bagi dirinya ketika ada apresiasi dan persepsi yang berbeda dari angggota dan pengurusnya. 

Ruang yang luas dalam kepemimpinan partai politik hanya terjadi ketika pemimpin partai politik memahami demokrasi secara utuh dan memahami hak-hak mendasar anggotanya bahkan memahami secara mendetail kehidupan dan sikap anggota dan pengurusnya. Dengan begitu tidak ada keputusan yang diambil secara sepihak oleh pemimpin partai politik tanpa melalui musyawarah yang menjadi mekanisme pengambilan keputusan.

Lalu, bagaimana menghargai para tokoh politik dalam partai politik? Partai politik yang modern mereka mempersiapkan semacam "voucer" yang bisa mempengaruhi setengah suara untuk keputusan partai dalam berbagai hal. Siapa yang dianggap berjasa dalam bidang tertentu mereka akan dianugerahkan hak atau voucer untuk alat intervensi setengah dari total suara internal dalam pembuatan keputusan.

Untuk apa? Agar tokoh-tokoh politik berperan dan mendekat secara mentalitas untuk memberi dukungan kepada partai tersebut yang memberi hak kepada kepada tokoh meski mereka tidak terikat dengan kepengurusan partai politik. Tokoh politik bisa mendapatkan voucer dari partai politik lainnya dalam masalah yang sama atau berbeda ketika pengelolaan partai sudah dalam prinsip-prinsip demokrasi yang modern. Oleh karena itu tokoh-tokoh senior tidak mesti menjadi penasehat partai politiknya. Dengan cara itu mereka tokoh politik akan menjadi  tokoh rakyat yang berpengaruh besar dan ia juga akan menjadi negarawan dalam konteks negara.

Berikutnya para pendiri dan tokoh senior partai politik tidak perlu terpuruk dalam partai politik yang sesungguhnya bagi mereka partai politik itu hanyalah salah satu alat politik yang kecil dalam politiknya. Dengan kesamaan cara pikir dan cara pandang yang lebih terbuka maka pengolaan partai politik secara profesional yang modern, tidak perlu ada perebutan pimpinan partai politik manapun dalam kekuasaan politik. Pada tahapan ini partai politik yang berjalan normatif sebagai wadah aspirasi rakyat akan tetap bertahan sementara partai politik yang berlawanan dengan itu akan tergerus dan menjadi kerdil dukungan dan simpatisan rakyat.

Semoga Bermanfaat!!

Salam


dokpri
dokpri
Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun