Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berbagi Kebahagiaan dalam Perang

2 Desember 2020   17:56 Diperbarui: 2 Desember 2020   18:02 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hambatan dan tantangan itu menginspirasi sahabat kelompok mahasiswa mendatangi penulis untuk mencari solusinya.

Kebetulan ayah mertua penulis termasuk orang yang disegani oleh kelompok bersenjata tersebut, karena wilayah kerja perusahaan minyaknya berada dalam kawasan berbasis gerakan yang disebut pemberontak tersebut. Berangkat dari keinginan untuk saling berbagi dan memberi terhadap sesama masyarakat dalam kemelaratan, Akhirnya penulis sepakat untuk membantu dan bekerjasama dengan teman-teman mahasiswa untuk tujuan kemanusiaan.

Esok hari, penulis mengajak seorang tokoh yang memahami rute dan mengenal kelompok bersenjata disana untuk pertemuan dan penulis melakukan negosiasi atau berdiplomasi agar mahasiswa dapat menjalankan aktivitasnya hingga masyarakat menerima haknya secara utuh.

Ditengah suasana yang mencekam, penulis diantar menuju posko gerakan bersenjata disana dengan unit kenderaan yang sesui dengan rute yang dilalui. Ditengah jalan terjadi pemeriksaan untuk keterangan pengunjung ke zona berbasis bukit itu. Dengan mengenali tamu dan pengantarnya maka sudah cukup untuk melancarkan perjalanan ketujuan.

Tiba disana, penulis yang baru beberapa tahun menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi dan tergolong masih muda dalam urusan diplomasi tersebut, namun disambut dengan sikap yang ramah oleh delapan orang petinggi kelompok bersenjata. Dengan disuguhkan minuman khas kopi sebagai persahabatan terjadilah pembahasan terkait tugas mulia teman-teman mahasiswa untuk membantu masyarakat.

Intinya penulis memberitahukan positioning politik mereka dengan mahasiswa dan masyarakat, bila hal itu menjadi kendala maka perjuangan perang yang sedang berlangsung itu juga akan mendapat image buruk dari elemen masyarakat lainnya dan sulit menjelaskan perjuangan mereka untuk kepentingan masyarakat Aceh.

Dengan pembahasan pada materi kepentingan rakyat yang mereka perjuangkan, akhirnya mereka bersepakat dan hanya meminta biaya-biaya yang mereka sudah keluarkan untuk kebutuhan pengungsi karena mereka yang meminta masyarakat mengosongkan kampung halamannya untuk menjadikan zona perang (war area). Penulis juga menyetujui permintaan mereka dengan senang hati karena memang tidak memberatkan masyarakat sebagai pemilik bantuan tersebut.

Suasana yang sebelumnya terasa mencekam mulai berubah nyaman dan santai sehingga kami terbawa dalam kebahagiaan dan kemudian mereka juga sempat memperlihatkan lokasi posko dengan senang hati, karena penulis dianggap dapat memahami perjuangan yang mereka lakukan. Sambil tersenyum dan bercanda penulis juga diberikan pin yang bergambar logo dan nama Gerakan Atjeh Merdeka (GAM). Ternyata pandangan terhadap pemberontak yang kejam dan bengis itu luluh dengan rasa kemanusiaan dan saling berbagi baik suka maupun duka. Sesungguhnya tidak ada keinginan  akibat prilaku untuk memberontak meski pada tingkatan masyarakat dibawah sekalipun, mereka semua paham taruhannya. yang ada hanya jiwa-jiwa yang menuntut keadilan atas hak dan hidup pada negara. Karena ruang partisipasi ditambah dengan sikap pemerintah yang otoritarian maka hal itupun tidak bisa dihindarkan.

Usai membangun diplomasi, kemudian penulis bahkan diantar setengah jalan oleh beberapa teman bersenjata tadi untuk menuju jalan negara. Berikutnya diterima teman mahasiswa dan tokoh masyarakat, dimana mahasiswa turut bergembira karena bisa melaksanakan aktivitasnya sedangkan tokoh masyarakat juga sangat bahagia karena dapat menerima bantuan untuk kebutuhannya yang mendesak.

Keesokan harinya dilakukan penyerahan bantuan itu dengan kenderaan pengangkutan jenis truck berbadan panjang yang berjumlah puluhan unit. Penulis ikut menyaksikan dengan dengan bahagia karena bisa menyelesaikan masalah dan membuka peluang berbagi untuk kepentingan bersama yang sangat dibutuhkan.

Berikutnya, penulis juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan santunan lebih kepada keluarga yang ditinggal oleh kepala keluarganya, karena ada banyak anak-anak yatim yang lahir dalam konflik bersenjata tersebut. Hal inilah yang menjadi suatu kebahagiaan yang luar biasa dalam pandangan penulis saat menjalani hidup dimasa muda dan sulit mendapatkan momentum yang lengkap sebagaimana peristiwa yang mengundang kebahagiaan bersama begitu banyak orang didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun