Sementara anggota parlemen adalah penyaringan tokoh masyarakat yang akan menjalankan fungsi-fungsi rakyat dalam bernegara dan mereka harus cukup kapasitas dan kualitas dalam memahami politik dan negara. Atas dasar kesalahan sejak awal dalam rekruitmen calon anggota parlemen maka dalam penyelenggaraan tugasnya mereka berorientaasi untuk mendapatkan fasilitas yang kemudian mereka harus memenuhi tuntutan kebutuhan setiap warga yang memilihnya secara pragmatis. Akibat sistem yang demikian maka kepercayaan kepada mereka menjadi lemah bahkan berimage negatif ketika tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut.
Solusi Untuk Berubah
Pertama, pemimpin partai politik harus memiliki cukup kapasitas dan kualitas dalam ilmu politik sehingga mereka tidak melahirkan kader-kader sesat dalam politik sekaligus membangun rakyat tersesat dalam politik.
Kedua, Pemerintah, tidak boleh membiarkan partai politik liar dalam mendidik kadernya, apalagi mereka tidak pernah dilatih dalam ilmu berpolitik dan bernegara karena pada waktunya mereka akan menjadi mitra kerja pemerintah.
Ketiga, Tokoh masyarakat perlu mendapat pendidikan politik dan bernegara secara normatif, bukan terjebak dalam strategy politik sebagaimana kita lihat selama ini, tetapi wawasan para tokoh masyarakat perlu diarahkan untuk penguatan berbangsa dan bernegara.
Secara umum ilustrasi penanganannya berkisar pada memperbaiki pendidikan politik masyarakat yang dapat mengarahkan kehidupannya sebagai warga negara yang memahami politik, berbangsa dan bernegara. Ketika terbangunnya suatu standar dalam pemahaman masyarakat maka status sosial masyarakat juga secara perlahan akan bergeser dari harta kepada ilmu pengetahuan.Â
Sekian
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H