Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Orang Bodoh dan Orang Pintar Dipersatukan di Negeri Kita?

15 November 2020   14:35 Diperbarui: 15 November 2020   14:44 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Menggunakan Cara Pikir yang menghasilkan rasionalitas. Pada faktor tersebut tentu yang akan bersatu adalah orang-orang yang memiliki daya pikir dan memiliki visi dan misi untuk pembangunan dirinya dan orang banyak. Sehingga organisasi seperti ini akan berkembang dengan ruh ilmu pengetahuan dan kualitas berpikir serta berdampak pada kualitas hidup masyarakat.

Kedua, Dengan Faktor Phisik, apakah tampilan, sebatas sikap, kenekatan, mendewakan orang, Uang serta nilai-nilai yang hanya mengedepankan kuantitas yang secara kualitas tidak memberi dampak pada kehidupan masyarakat banyak diluar faktor pemikiran rasional yang bermanfaat untuk hidupnya dan masyarakat banyak.

Pengecualiannya adalah mereka yang dipersatukan karena pemikiran dan konsep serta ilmu sosial atau ilmu politiknya yang dianggap lebih dan masih dapat diajak bertukar pemikiran, mamahami kebebasan berpikir serta bermental demokratis. Tanpa  ruang kebebasan berpikir juga sama dengan faktor kedua, maka orang yang bersatu itupun terjebak dalam sistem kehidupan feodalizem.

Lalu, silakan pilih, masing-masing kita dipersatukan oleh faktor pertama atau faktor kedua. Tentu kedua faktor ini akan menentukan siapa diri kita dalam politik dan organisasi meskipun berjumlah jutaan manusia.

Demikian penyampaian singkat,  dengan media terbatas.

Sekian
*****


dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun