Apalagi perempuan dimasa sekarang hanya sebatas dijadikan istri-istri para pejabat dan petinggi masyarakat sebatas kemapanan dan kesenangan hidup para lelaki tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang kontra dalam konsep kesetaraan dan pemberdayaan perempuan.
Hal ini dapat menjadi indikator pembangunan manusia, apakah para pemimpin Indonesia dan Aceh dimasa kini tergolong sebagai pemimpin yang membawa pembangunan bangsa secara terarah atau sebaliknya para pemimpin justru melemahkan perempuan.
Disamping itu perempuan juga harus berusaha menjadi warga negara dan masyarakat mumpuni dalam dirinya, sehingga mereka tidak terlihat oleh pria sebatas cantik, seksi dan pemuas nafsu.Â
Tetapi mereka adalah perempuan yang disamping feminim tetapi memiliki harga diri yang tinggi, memiliki ilmu dan wawasan yang tidak bisa dianggap semacam barang yang bisa diperjualbelikan oleh kaum lelaki.
Sekian
*****
Sumber gambar : Google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H