Sebenarnya kencan yang berlanjut dengan hubungan seks atau prilaku inmoralitas seperti selingkuh, kencan itu sendiri bukanlah budaya baru dalam kehidupan masyarakat kita.Â
Hal ini juga terjadi sebelum mereka mengenal aktivitas ini secara online, atau sebelum masyarakat mengenal aplikasi media sosial semacam facebook, twitter, instagram, what app, telegram, video call dan lain-lain yang menambah kemudahan untuk itu.
Namun semua yang penulis terangkan diatas adalah bentuk-bentuk komunikasi yang mengantarkan terjadinya kencan sempurna pada hubungan sexsual terlarang antara mereka yang berlainan jenis maupun mereka yang sejenis.
Hal ini yang kemudian seringkali digolongkan sebagai kencan online, padahal jika dikaji secara mendalam media sosial dan peralatan komunikasi yang canggih hanya sebagai jembatan para pelaku untuk merencanakan atau memutuskan akan melakukan kencan sempurna yang sesungguhnya.Â
Sementara yang lebih parah justru media komunikasi seperti video call yang langsung digunakan untuk mempraktekkan adegan seksual antara pelaku di tempat masing-masing yang dapat memberi kepuasan sebagaimana hubungan fisik.
Tentu saja dimasa pandemi yang membatasi hubungan fisik lintas pelaku, hal ini menjadi alternatif yang paling mungkin dilakukan oleh para pecandu kencan online ini.
Lalu, apakah kencan online semacam ini juga ikut melibatkan mereka sebagaimana artis papan atas, publik figur, pejabat dan tokoh sebagaimana kencan sempurna yang menggunakan alat komunikasi online sebagaimana terjadi kehebohan pada masa sebelumnya?Â
Tentu sangat terbuka peluang untuk itu dan tidak sebatas mereka tetapi yang mengkuatirkan justru terjadi pada level mahasiwa, pelajar bahkan anak-anak dibawah umur yang menyukai dan mengharuskan mereka melakukan itu.
Beberapa Faktor Penyebab
Pada tataran terjadinya kencan online di tengah masyarakat dikalangan manapun disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, Faktor sosial ekonomi, dimana terbatasnya lapangan pekerjaan, tuntutan biaya kebutuhan yang semakin tinggi, uang gaji yang tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, biaya kebutuhan keluarga yang tidak sepadan dan tuntutan kebutuhan lain yang mendesak.