Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais, Gatot Nurmantyo, dan Din Syamsuddin Memenuhi 15 Syarat Normal Pengkritik

11 Oktober 2020   06:05 Diperbarui: 11 Oktober 2020   06:52 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik dalam Politik

Kritik bagi kalangan tertentu sudah pasti bernuansa tujuan politik, sebahagian besar masyarakat mensinyalir ada tujuan politik dibalik sikap kritik yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang apalagi kritik ysng dilakukan oleh pemimpin politik.

Lalu, apakah hal itu bermanfaat untuk rakyat, bangsa dan negara? Tentu saja sangat bermanfaat karena disitu terkandung ada semacam kompetisi sumber daya manusia yang bisa mengurus negara ini lebih terarah dan sebagaimana konstitusinya.

Lantas bagaimana seharusnya sikap masyarakat dengan para pengkritik? Sudah seharusnya masyarakat memberi dukungan agar semangat pengkritik semakin berkualitas. Tujuannya adalah agar rencana kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah yang bertentangan dengan kenyamanan rakyat tidak perlu selalu dengan demo dan bentrokan fisik.

Namun budaya ini tergolong masih lemah dalam kehidupan demokrasi di negara kita. Oleh karena itu kritik terkadang masih dianggap sebagai angin lalu atau sebagaimana pribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu.

Padahal bagi pemimpin dan pemerintah yang cerdas dan memahami kepemimpinan maka cukup dengan sindiran seniman mereka akan mengevaluasi kebijakannya.

Semakin cerdas seseorang pemimpin maka akan semakin haluslah prilakunya dalam memimpin, sebaliknya pemimpin yang tidak cerdas itu seperti buldozer yang siap memporakporandakan kehidupan warga negaranya asalkan tujuan pilitiknya tercapai.

Semoga di masa yang akan datang akan ada perbaikan dalam memberi kepemimpinan negeri ini sehingg rakyat bisa hidup nyaman dan tentram dan bermuara kepada kesejahteraan yang sebenar-benarnya.

Sekian
*****

Penulis Adalah Pemerhati Politik Nasional berdomisili di Aceh

Image caption
Image caption

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun