Dalam penulisan ini penulis mengingat ajaran pendiri PAN Amien Rais ketika menghambat Hatta Rajasa maju sebagai Ketua Umum PAN pada Kongres III PAN di Semarang. Karena kala itu Hatta Rajasa menjabat Menteri Perhubungan meski PAN berkoalisi dalam pemerintahan. Kemudian Ketua Umum PAN dilepaskan kepada Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa memaklumi itu dan menyampaikan kepada kader dimana kemudian menyodorkan nama Zulkifli Hasan sebagai Sekjend DPP PAN.
Menteri dari Ketua Umum Partai Oposisi
Selanjutnya yang terakhir, bagaimana bila Ketua Umum partai oposisi menjadi menteri pada kabinet pimpinan lawan politiknya?Â
Saya kira jawabannya adalah sesuatu yang kurang wajar dan menggelikan ketika hal itu menjadi keputusan partai politik yang memiliki ideology sesungguhnya serta platform perjuangan.
Lalu, apakah partai yang demikian tidak memiliki ideology dan platform perjuangan sesungguhnya? Tentu saja bisa di duga kuat dengan melihat keputusan tersebut.Â
Karena politik model itu hanya akan melahirkan konspirasi yang sempurna yang tentu saja sangat merugikan rakyat. Partai politik tidak lagi dipimpin untuk menjadi saluran aspirasi tetapi telah direduksi untuk sekedar jembatan pada jabatan yang tidak berkualitas dan berkapasitas pemimpin politik.
Maka partai itu dapat dipastikan bukan sebagai pemimpin politik tetapi hanya sebatas pecundang dalam politik. Akhirnya mereka tidak lagi berpihak pada rakyat tetapi ikut mendhalimi rakyat kala ada kebijakan publiknya yang bertentangan sebagaimana kasus Omnibus Law yang dihadapi rakyat saat ini.
Kesimpulannya mereka yang mendirikan partai politik di Indonesia itu hanya beberapa orang yang bermental pemimpin politik serta memiliki Ideology yang dapat kita lihat sikap politiknya yakni Megawati Soekarno Putri dengan PDIP, SBY dengan Demokrat, Surya Paloh dengan Nasdemnya, PKS dengan kelembagaan dan Prof. Amien Rais yang sedang mendirikan Partai Ummat. Silakan berpikir jika anda kurang yakin.
Sekian
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H