Kesimpulannya jika dalam pemilihan rakyat atau pemilihan pimpinan organisasi politik maka  kita sebagai rakyat atau anggota organisasi memilih menjadi budaknya orang yang kita pilih atau pemimpin karena kita diatur dengan uang receh.
Karena mentalitas kita yang korup maka ukuran organisasi kita juga sebatas adu uang, maka pengkaderan dan pembelajaran sebagaimana fungsi organisasi menjadi tidak berfungsi.
Lalu pada level dibawah itu akan selalu berorientasi pada soal adu uang dalam berbagai pemilihan. Pertanyaannya, kita ini sebagai masyarakat atau kita sebagai anggota organisasi politik yang melakukan itu, apakah kita pintar atau memang kita dungu?
Bila ada partai politik yang memilih pemimpinnya dengan pola adu uang maka yakinlah bahwa partai politik itu kadernya budak sebudak-budaknya.
Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H