Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bagaimana Hidup dan Nasib Profesi Politisi di Masa Depan?

8 Agustus 2020   10:44 Diperbarui: 9 Agustus 2020   08:24 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun 2020 bumi telah memasuki babak baru dalam tahapan pertumbuhannya, bumi bisa saja kita tamsilkan, apabila ia seorang manusia maka ia telah mulai tua atau bongkok sehingga aktivitas dipunggungnya juga ikut berubah.

Tahapan perubahan bumi dalam kualifikasi usianya barangkali telah memasuki babak akhir dan bagi ummat beragama mempersepsikan bahwa pintu Kiamat semakin dekat.

Jika kita perhatikan kehidupan manusia diseluruh dunia mengalami perubahan secara total, wabah covid 19 adalah inspirasi yang telah mengajarkan manusia cara hidup dengan pola-pola yang jauh berbeda dari era normal sebelumnya.

Pada tahun 1999 atau 2000 kita baru mengakhiri era komunikasi jarak jauh yang terbatas dan tentunya kita memasuki era privasi internet dan komunikasi, dimana warung-warung telephone dan komunikasi tidak lagi dibutuhkan karena tangan warga sudah bisa secara pribadi menggenggam alat komunikasi tersebut.

Belasan tahun kemudian kita pun masuk ke era komunikasi tanpa batas atau menggenggam dunia dimana kita terhubung secara dekat lintas negara bahkan dimana saja kita berada, batas-batas negara semakin nisbi apalagi bagi mereka yang profesional, bahkan mereka tidak memerlukan negara untuk menjalani kehidupannya. 

Mereka juga tidak begitu memerlukan pemerintah sebagaimana masyarakat tradisional yang mengharapkan bantuan sembako akibat budaya lama yang telah melemahkan warga negara.

Tahapan perubahan teknologi mempengaruhi peradaban manusia secara total yang tidak pernah kita bayangkan, oleh karena itu mereka yang tidak menerima perubahan (manusia statis) akan menolak apa saja yang berkait dengan perubahan.

Sementara manusia yang (dinamis) menjalani hidup sebagaimana penari yang mengimbangi geraknya seiring dengan musik yang dimainkan. Mereka tentu saja manusia yang paling cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan peradaban dan kemudian mereka berpotensi menjalani hidup lebih nyaman.

Mereka yang dinamis dengan serius mempersiapkan kehidupannya dalam berbagai sisi ekonomi, politik dan bahkan merajut budaya baru. Setengah perjalanan maka mereka yang dinamis akan menjadi pemimpin karena mereka membuka jalan bagi orang lain yang masih buta.

Kali ini kita mengkaji ringkas, bagaimana kira-kira ilustrasi Politik Baru pada era pandemi yang menurut pakar kesehatan dan lingkungan akan berlangsung dalam waktu yang bukan tidak lama. Jika prediksinya 70 tahun maka hampir seusia negara Indonesia.

Pertanyaannya adalah apa pola dominan yang dapat anda ingat dengan kata politik dimasa sebelumnya? Bisa saja kerumunan manusia, bisa saja orasi tradisional yang ngawur, bisa juga anda temui orang bersedih dan sebaliknya ada juga gembira karena dihibur pelawak dan penyanyi. 

Seterusnya politik juga diiringi dengan pressure mayoritas, yang penting ramai tanpa memahami benar dan salah, bahkan politik tradisional dalam sistem feodalisme yang tidak sesuai perkembangan jaman masih terpelihara secara rapi. Kemudian orang-orang yang tidak diprofesi politik menyalahkan demokrasi. Padahal yang tepat kita memang tidak pernah paham demokrasi yang sesungguhnya.

Lalu apa yang anda ingat dalam politik masa lalu, tidak lain adalah kebenaran ada pada mereka yang banyak.

Logika demokrasi tanpa kajian teori dan kepahaman serta kecerdasan pemimpin maka regulasi politik politik juga stagnan dan salah kaprah. Kalau pemimpin kurang paham arah pembangunan manusia maka regulasi itu akan mendorong kehidupan salah kaprah. Jika arah pembangunan masyarakat salah kaprah maka bisa dipastikan kita sedang memproduksi kebodohan sosial.

Karena itulah maka pemimpin politik itu seharusnya adalah mereka yang paham membaca tanda-tanda jaman.

Sebagai ilustrasi dimasa lalu, jika seorang pemimpin statis mereka akan mendorong pengembangan warung telekomunikasi (wartel), karena izinnya berada ditangan pemerintah, sehingga banyak anggota keluarganya dan kerabatnya yang membuka usaha itu untuk memperkaya golongan. Tapi beberapa tahun kemudian wartel itu tidak berguna, karena ditangan semua orang sudah tersedia alat komunikasi.

Pertanyaannya tidakkah kebijakan itu sebagai kebijakan salah kaprah? atau hal itu bisa digolongkan sebagai wujud kobodohan pemimpin yang diikuti oleh masyarakat.

Politik juga demikian, jika dulu kita menganggapnya hiburan dan pemantik emosional, karena orang-orang politik ilmunya sebatas mengumpulkan modal lalu mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang tanpa mendidik dan memperhitungkan kualitasnya maka di masa depan ketika berkumpul dan beraksi dalam keramaian semakin sulit dilakukan, pressure hegemony kekuasaan tidak berpengaruh, ancaman tidak lagi bisa dilakukan karena akan mudah dideteksi, warga negara semakin mandiri dan mentalnya semakin baik, hak-haknya juga semakin dipahami.

Berikutnya propaganda akan mudah terbongkar, karena orang-orang pintar akan memberi pandangannya melalui jaringan internetnya. Forum-forum politik sudah online yang politisi lebih bebas posisinya, memberi kemudahan mereka berpikir dirumah, ruang bebas ekspresi dan apresiasi terbuka lebar, sehingga semua politisi harus bicara dan bersikap. 

Tidak ada lagi politisi yang bisa bersembunyi dari sikap terhadap masyarakat. Penciteraan tidak berarti ketika mereka harus bertugas sebagai anggota parlemen dan pejabat negara.

Yang lebih parah lagi mereka yang ahli sogok tidak bisa lagi menyogok karena uang hanya ada dalam angka-angka di peralatan teknologi itu, ketika ada pemindahan uang dari calon maka dengan segera bisa dideteksi.

Apa sinyal yang bisa anda pahami bahwa kondisinya akan sampai pada kondisi tersebut? Faktanya uang tradisional akan segera hilang, kita akan masuk ke dalam dunia uang krypto, dunia uang digital yang wujudnya kita lihat di gambar tapi tidak kita temukan dipasar tradisional. Lalu anda beli kebutuhan sehari-hari dengan apa? 

Dengan gadget di tangan anda atau alat khusus yang disediakan untuk itu sebagaimana anda lihat kamera hari ini yang ada pada gadget anda dan ada juga kamera yang peruntukkannya profesional khusus untuk membuat gambar dengan kualitas tertentu. Tapi membuat gambar biasa cukup dengan hp atau gadget ditangan anda.

Dengan ilustrasi tersebut diatas maka politik akan mengalami perubahan yang luar biasa, kalau anda masih bertahan dalam politik tradisional dimana pikiran anda masih terkooptasi dengan kerumunan orang yang mengelukan anda maka bisa dipastikan anda termasuk manusia statis, jika anda menjadi pemimpin maka anda sedang membodohkan banyak orang, mungkin saja partai politik yang anda pimpin sudah perlu mempersiapkan lubang kubur.

Di masa depan setiap orang politik harus menjadi pemimpin, mereka bersikap dan berpikir untuk mencari solusi dalam membangun regulasi bagi kemaslahatan hidup ummat, tidak ada masa lagi politisi berleha dalam tampilan dan sekedar gaya. Mereka dituntut profesinal dalam tanggung jawabnya dan dituntut berpikir lebih dibanding masyarakat biasa.

Saat inilah anda akan bicara dan memaparkan teori politik, karena politik yang profesional menuntut ilmu politik tidak cukup dengan memberi sumbangan sebagaimana politik saat ini. 

Anda harus mampu menjelaskan arah dan tujuan atau misi anda secara terbuka, jika tujuan anda lain sementara yang anda lakukan juga berbeda, orang-orang akan dengan mudah mengetahui bahwa ada pembohongan publik. 

Politik tidak lagi sebatas ikut-ikutan karena ada bahagian abu-abu dan ada juga konstituennya yang demikian maka anda establist dalam politik tetapi masa depan tidak ada lagi zona abu-abu dalam politik karena kondisi akan menuntut anda profesional dan sebagai pemimpin masyarakat dunia baru.

Pemilihan tidak lagi bisa diintervensi karena tempat pemungutan suara ada ditangan dan gadget anda. Tidak seorangpun bisa melakukan tekanan karena semua orang bebas berpikir dan bebas memilih. 

Bisa jadi warga negara akan dikaji ulang, dimana yang boleh memberi suara dan yang dianggap warga negara adalah mereka yang memenuhi syarat sebagai manusia yang mumpuni. Bila anda pelajari dimasa lalu banyak orang yang tidak dianggap warga negara bahkan kaum perempuan.

Dengan demikian, jika anda bukan decition maker untuk publik maka menjadi pemimpin politik adalah pilihan yang keliru, karena anda tidak fokus dalam politik, apalagi selama ini politik hanya sebatas manajemen yang mengandalkan output jabatan dan uang yang jauh dari nilai politik yang sesungguhnya.

Jika anda sebagai manusia statis maka silakan saja berusaha menolak perkembangan sebagaimana saya uraikan diatas karena anda sangat menyayangi atau anda sedang aman dalam posisi sekarang, tetapi berpikirlah untuk masyarakat banyak agar mereka menghadapi hidup sebagai manusia dinamis yang tidak terpisah dari manusia belahan bumi lainnya.

Semua berpulang kepada pemimpin yang benar dan tidak membodohkan ummat, karena hidup anda dengan menjual tanah dan gunung tidak mampu merawat kehidupan masyarakat lain secara baik.

Sekian

Penulis adalah pemimpin politik berdomisili di Aceh

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun