Ketujuh, Masyarakat belum bisa membedakan popularitas seseorang tokoh dibidang profesi sehingga dalam pemilihan masyarakat sering memilih mereka yang populer dibidang profesinya, dimana kemudian si tokoh tersebut telah mendegradasi fungsi profesinya dalam produktifitasnya. Selanjutnya dalam politik tokoh tersebut sesungguhnya tidak mampu menjalankan peran dan fungsinya sehingga politik rakyat hanya diisi dengan penciteraan politik.
Demikian tujuh sebab masyarakat sulit bersikap untuk perubahan meski setiap hari dalam pemikirannya berharap lahirnya perubahan dari Tuhan sembari menggerutu dan sesungguhnya tergolong apatis dalam politik dan pemerintahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H