Oleh sebab itu maka masyarakat yang mumpuni justru harus mempertanyakan tanggung jawab partai politik dalam merekrut calon pemimpin untuk dipilih rakyat. Karena calon pemimpin yang disiapkan oleh partai politik itu tidak berbeda dengan profil averaging (rata-rata) partai politik saat itu.
Basis Politik Lemah Secara Umum Lemah (Stagnan)
Sebagai akibat kepercayaan (trust) terhadap partai politik dengan sendirinya mengalami pelemahan karena itu tentu saja logika politiknya tidak rasional sebagai basis kekuatan politik dihati dan pikiran masyarakat sebodoh apapun mereka.
Sayangnya calon kontestan politik dalam ranah demokrasi akan cenderung berpikir pada titik kewajaran. Meskipun mereka dalam kondisi ketidakwajaran politik. Karena itu etika dalam tindakan politik sulit mencapai titik temunya karena tujuan kepentingan lebih besar dari tujuan politik bernegara.
Sebagai akibat kecenderungan itulah maka mereka yang bicara basis politik sama dengan bicara kepentingan kelompok politik mereka dan masyarakat yang paham akan menilai egosentris dan cenderung memilih mereka yang tidak memperkuat basis politik partai atau kelompoknya.
Sederhananya masyarakat akan memilih pemerintah dengan kepemimpinan yang terbuka daripada masyarakat dengan kepemimpinan tertutup. Mereka akan mendapat materi kampanye sebatas dalih-dalih pembenaran kelompok politik dan kandidat politik tertutup.Â
Dengan memahami teori dan mempelajari pengalaman politik dengan konstitusi demokrasi yang sama di negara lain tentu saja kita memahami progres politik kontestan yang kita dukung, dan tentu kita tak akan lalai dengan dukungan puja-puji yang semu dari tim sukses kita. Maka seorang pemimpin politik terfokus pada target-target kinerja kampanyenya tidak lalai dalam masa kampanyenya.
Prilaku Masyarakat (behavior)
Maka lihatlah keterbatasan pilihan membuat prilaku masyarakat pemilih harus memihak kesalah satu calon meskipun bukan pasangan calon yang sama sekali bukan favorit dalam kebaikan politik mereka untuk kepentingan pembangunan rakyat.
Tetapi prilaku pemimpin partai politik dalam membuat keputusan tentang calon pemimpin sama dengan bersaing dengan masyarakat sendiri dalam berebut pengaruh dan sumber pendapatan untuk mereka.
Lalu sebagai akibat prilaku itu maka terposisilah rakyat sebagai objek penderita atas pembangunan mereka sendiri. Karena itu timbul pertanyaan, apakah rakyat bisa menaruh harapan untuk perubahan masa depan generasinya dengan kualitas partai politiknya?