Oleh karena itu pemikir politik dunia yang berpikir dalam konsep sosialis yang mementingkan kehidupan rakyat hidupnya pasti melarat sebagaimana Karl Marx, karena aktivitasnya tidak mungkin berkisar pada sebahagian besar pekerjaan menghasilkan uang di muka bumi ini.
Kecenderungan seperti ini akan dialami oleh semua orang yang berjiwa besar sebagai pemimpin, karena mereka mengutamakan kepentingan orang lain, itulah yang disebut dengan khalifah. Tapi apakah ini bisa anda tolak? tentu siapapun tidak bisa menolaknya jika semua orang dimuka bumi ini orang yang berjiwa demokratis atau orang baik.
Perlu diingat bahwa demokratis itu adalah kata sifat, intinya adalah sebagai berikut :
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban setiap orang.
Sebagai Contoh :
Bersikap adil kepada semua orang
Menghargai perbedaan pendapat
Menghargai keputusan musyawarah
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong
Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
Tidak membeda-bedakan status sosial semua orang.
Politik Demokrasi juga dapat diartikan sebagai sistem politik yang kompetitif, di mana para pemimpin dan organisasi bersaing untuk menjabarkan alternatif kebijakan publik. Dalam sistem ini, pendekatan yang paling wajar adalah sejauhmana dan sedalam mana kualitas partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.Â
Maka dalam sistem demokrasi ada indikator yang dipertaruhkan dalam kesungguhan yang membutuhkan kepercayaan (Trust) sebagaimana Iman (kepercayaan yang suci) dalam teology yang sulit mencari ukurannya, hanya Tuhan yang mengetahuinya.
Indikator yang paling berkualitas hanya bisa dinilai dengan fakta-fakta, maka tanpa kemampuan analisa yang objektif, kesimpulan terhadap prilaku pemimpin, atau seseorang sudah pasti tidak mampu diukur secara pasti.
Kalau kita memperhatikan dengan seksama ada hubungan sangat erat antara kepribadian yang demokratis dengan kepemimpinan politik pragmatis yang seringkali terlihat lamban dalam menemui keputusan. Karena pertimbangan dampak dan proses membuat keputusan dengan kordinasi sehingga bisa diterima semua yang terlibat di dalam kepemimpinannya.
Kenapa demikian? jawabnya adalah karena pemimpin yang demokratis memperhitungkan keputusan yang diambil secara cermat, mulai dari tingkat keputusan yang besar terkait bernegara, berdaerah, berpartai politik bahkan sampai pada tingkat keputusan dalam dirinya.
Untuk apa? Tentu saja untuk resiko yang paling minim bagi semua pihak dan keuntungan yang optimal untuk semua pihak.