Tanaman stevia adalah tanaman semak dengan nama latin Stevia rebaudiana, Bertoni. Nama Bertoni pada nama latin tanaman stevia adalah sebuah penghargaan kepada M. S. Bertoni, botani pertama yang meneliti kandungan Stevia rebaudiana dari ekstraksi daunnya. Stevia rebaudiana yang merupakan tanaman asli Paraguay telah lama digunakan sebagai pemanis dan bumbu masakan.Â
Stevia rebaudiana, Bertoni merupakan tanaman dari famili Compositae dan satu-satunya dari 230 spesies di genus Stevia yang memberikan rasa manis, dari daunnya. Karakteristik tanaman ini adalah tanaman menahun, tumbuh hingga 90 cm, bercabang banyak, serta batang hingga daunnya berwarna hijau. Bentuk daunnya bervariasi dari lonjong langsing hingga oval, bergerigi halus, antar daunnya berhadapan, dan tulang daun yang menyirip. Lebar ukuran daunnya sekitar 1-5 cm dan panjang sekitar 2-4 cm.
Pada wilayah subtropis, Stevia rebaudiana dapat tumbuh menahun di dataran rendah (ketinggian di bawah 200 m dpl) dan pada wilayah tropis tanaman stevia tumbuh pada ketinggian 250 m dpl dengan pertumbuhan maksimum di ketinggian 800-2000 mdpl dan curah hujan antara 1600-1850 mm/tahun dengan rata-rata > 1100 mm per tahun. Untuk pertumbuhannya sendiri, tanaman ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pH tanah sekitar 5,5 hingga 7, kelembaban >70 %, serta suhu berkisar 14-27oC.
Di Indonesia, tanaman Stevia rebaudiana dapat ditemukan di daerah Ngargoyoso, Tawangmangu, Karanganyar. Di Kabupaten Bandung, Kelompok Tani Mulyasari Cibodas dan Koperasi NUKITA telah mengembangkan bibit unggul Stevia rebaudiana. Bibit ini bernama CM3 dan BP72. Kedua bibit ini memiliki karakteristik yang telah diubah dengan merekayasa genetiknya sehingga lebih responsif terhadap pemupukan dan tumbuh lebih tinggi. Stevia rebaudiana ini memiliki batang dan akar yang kuat, jumlah daun yang banyak, serta kandungan pemanis yang lebih banyak seperti stevioside, rebaudioside A-F, dulcoside A.
.
APA SAJA KANDUNGAN DARI STEVIA?
Daun stevia mengandung steviol dan derivat nya, seperti steviol glikosida, steviosida, Rebaudiosida B, Rebaudiosida C, Rebaudiosida E, Rebaudiosida F, Steviolbiosida A dan Dulkosida A. Dari berbagai penelitian, daun stevia mengandung seluruh glikosida dan steviosida yang merupakan komponen yang paling terkandung sehingga memiliki tingkat kemanisan 200-300 kali lipat dibandingkan dengan gula.
APA SAJA KEGUNAAN DAN MANFAAT STEVIA
Daun Stevia rebaudiana dapat digunakan sebagai:
•pengganti gula dan pemanis buatan,
•penambah rasa,
•teh herbal,
•tanaman obat,
•prekursor bahan farmasi,
•makanan dan minuman, dan
•perpaduan dengan pemanis lainnya.
Daun Stevia rebaudiana memiliki manfaat untuk kesehatan manusia dalam hal:
1.mengendalikan diabetes
Stevia mengandung sangat sedikit kalori sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap gula darah maupun respon insulin. Sebagian studi klinis melaporkan bahwa efek mengonsumsi ekstrak daun stevia dapat menurunkan 35,2% kadar gula darah normal setelah 6-8 jam.
2.mengendalikan tekanan darah
Kandungan glikosida pada ekstrak stevia dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan pembuangan natrium ke urin di ginjal. Kedua proses tersebut membantu menurunkan tekanan darah karena diduga memiliki aktivitas kardiotonik. Kardiotonik adalah kemampuan untuk meningkatkan efektivitas otot jantung sehingga meningkatkan dorongan darah ke seluruh tubuh.
3.mengendalikan berat badan
Kalori yang dimiliki stevia sangat sedikit bahkan mendekati nol. Dengan demikian, stevia dapat mengurangi asupan energi tambahan karena mengonsumsi pemanis. Tanpa energi tambahan, simpanan energi yang menjadi lemak dapat terkontrol.
4.membantu pencegahan kanker pankreas
Stevia mengandung banyak antioksidan, termasuk kaempferol. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kaempferol mampu mengurangi risiko terkena kanker pankreas hingga 23%.
APAKAH ADA EFEK SAMPING STEVIA YANG HARUS DIWASPADAI?
Stephen D. Anthon dari Universitas Florida dengan kolega menyatakan bahwa ekstrak stevia bebas dari efek samping. Salah satu senyawa glikosida utama yang telah dimurnikan dari stevia, yaitu rebaudiosida A, telah diberi status GRAS (Generally Recognized as Safe atau secara umum dianggap aman) oleh lembaga FDA Amerika Serikat di tahun 2008 dan di Uni Eropa pada tahun 2011.
Hasil penelitian European Food Safety Committee (EFSA) pada 2010 menyatakan kandungan-kandungan glikosida stevia tidak menimbulkan reaksi alergi dan juga tidak diubah oleh tubuh menjadi senyawa yang menimbulkan alergi. Pengecualian pada sejumlah produk gula stevia yang mengandung gula alkohol, orang dengan alergi gula alkohol mungkin akan mengalami perut kembung, kram perut, mual, dan diare. Contoh-contoh gula alkohol misalnya xylitol, erythritol, sorbitol, dan maltitol.
Jika daun stevia diekstraksi dengan tepat, konsumsi produk ekstraksi stevia yang murni, dan dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, pemanis stevia tidak akan menyebabkan efek samping yang perlu dikhawatirkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H