Hari ini saya ingin berbicara tentang pendakian saya dan teman-teman saya ke salah satu gunung yang menakjubkan di Jawa Timur, Kawah Ijen. Nah, Wisata Kawah Ijen adalah gunung berapi aktif di Jawa Timur. Tiket masuk kawah ijen cukup terjangkau hanya Rp 5000 dihari biasa, hari libur Rp 7500.
Dengan tiket masuk segitu kami sudah dapat menikmati keindahan alam Gunung Ijen, Bluefire, penambangan belerang, dan danau ijen yang ada di pucuk gunung. Lokasi wisata ini tak jauh jauh dari kawah wurung Bondowoso yang dikenal dengan rumput ilalangnya.
Di Gunung Ijen ada danau hijau tosca yang merupakan kawah gunung meluap saat meletus. Gunung ini terletak di daerah Bondowoso yang berbatasan dengan Banyuwangi.
Nah jika Anda berjiwa petualang dan menyukai sesuatu yang menantang, Anda harus mencoba tur ini. Untuk pergi ke tempat-tempat wisata ini, Anda harus melaporkan kepada petugas yang berjaga di sana. Jadi di sepanjang jalan akan ada 3 pos jaga.
Anda cukup turun ke pos untuk mengisi buku tamu dan tujuan Anda datang ke sana. maka mereka akan menunjukkan cara untuk sampai ke sana.
Nah sampai pos ketiga berarti Anda cukup dekat dengan tempat wisata ini. Sekarang setelah tiba di tempat parkir, Anda dapat melanjutkan pendakian ke kawah Ijen dengan berjalan kaki. Jaraknya sekitar 3 km untuk mendaki ke puncak.
Pendakian 2 km akan terasa berat karena jalannya sangat menanjak. Buat napas Anda pendek dan terasa pegal. Ditambah matahari yang agak panas membuat tubuh berkeringat dan panas.
Jadi usahakan ketika mendaki di malam hari sekitar jam 2 atau 3 pagi sehingga udara tetap mendukung untuk naik. Jalan yang cukup curam mengharuskan Anda untuk berhati-hati dalam mendaki.
Sekarang ketika Anda mencapai puncak Anda akan melihat pemandangan indah di atas kawah. Namun sayangnya, asap dari belerang akan membuat napas kita kencang dan mata terasa sakit.
Untuk itu, disarankan untuk membawa sapu tangan atau sleyer jika Anda pergi ke sana. Saat Anda mencapai puncak, basahi sapu tangan Anda dengan air dan gunakan sebagai penutup hidung untuk menghindari asap yang lebih tebal.
Jangan lupa membawa makanan dan air saat mendaki ke sana. Karena dijamin Anda akan merasa haus dan sedikit lapar karena perjalanan panjang. Tapi bawa cukup, jangan terlalu banyak, karena akan menyulitkan kita ketika jalan semakin menanjak.
Beban di pundak kita akan semakin terasa berat. Nah, coba bagi yang datang dari jauh seperti kita (dari Surabaya).
Jangan terlambat. Karena Anda akan ketiduran di sana.
Perjalanan kami di sana memakan waktu sekitar 8 hingga 9 jam dari Surabaya ke Kawah Ijen, entah jika naik angkutan umum turn di terminal Bondowoso.
Karena ini adalah pertama kalinya kami ke sana, kami mengalami sedikit kesulitan untuk menemukannya dan tanpa membaca tips perjalanan mendaki kawah ijen, tetapi untungnya ada petunjuk arah jalan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk pergi ke sana.
Berbekal informasi darurat kami akhirnya tiba di sana dengan aman. Kami berangkat pukul 21.00 WIB dan tiba di lokasi pukul 05.00 WIB. Setibanya kami tidak sabar untuk segera melakukan pendakian. Eits ... tapi sebelum itu, kami berdoa subuh. Di mana pun dan di mana pun berada, doa tidak boleh ditinggalkan. ^ _ ^
Sayangnya, ketika kita ingin berdoa dan mencari kamar mandi, kita mengalami sedikit kesulitan. Pertama, karena semua kamar mandi terkunci, para penjaga belum datang, yang membuat kami agak kesulitan.
Ditambah lagi ketika dia pindah ke satu-satunya masjid yang ada di sana. Masjid ini juga terkunci dan tertutup rapat dengan kondisi yang terlihat kotor seperti tidak dirawat dan tidak pernah digunakan.
Sangat disayangkan, situs wisata terkenal yang keindahannya mencapai negara asing seperti itu, warga tidak terlalu peduli dan memelihara fasilitas untuk para pengunjung.
Akibatnya, kami harus berputar-putar mencari kamar mandi yang bisa digunakan. Juga tempat ibadah. Setelah beberapa menit mencari, alhamdulillah ada kamar mandi yang dibuka oleh penjaga.
Kami segera antri untuk membersihkan diri dan berwudhu. Dan, alhamdulillah ada orang-orang yang cukup baik untuk menunjukkan kepada kita tempat di mana kita bisa berdoa di sana. sebuah rumah kecil dengan tanah dan beberapa perabot yang terlihat tidak pada tempatnya. Kami berdoa di dipan bambu yang hanya muat untuk satu orang.
Jadi kami juga berdoa secara bergantian.
Tidak masalah bagi kita seperti apa tempat itu, yang penting adalah ada tempat yang bersih di mana ibadah dapat dilakukan. Setelah semua doa selesai, kami bergegas naik ke kawah Ijen. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Matahari semakin menunjukkan cahayanya. Ayo ke Bondowoso kunjungi air terjun dan wisata kawah wurung juga ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H