Mohon tunggu...
Tapay
Tapay Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Penulis Jarang Nulis

Suka menulis tapi jarang nulis karena takut GR

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melihat Bluefire di Kawah Ijen Bondowoso

21 Maret 2020   17:43 Diperbarui: 17 April 2020   16:52 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beban di pundak kita akan semakin terasa berat. Nah, coba bagi yang datang dari jauh seperti kita (dari Surabaya).

Jangan terlambat. Karena Anda akan ketiduran di sana.

Perjalanan kami di sana memakan waktu sekitar 8 hingga 9 jam dari Surabaya ke Kawah Ijen, entah jika naik angkutan umum turn di terminal Bondowoso.

Karena ini adalah pertama kalinya kami ke sana, kami mengalami sedikit kesulitan untuk menemukannya dan tanpa membaca tips perjalanan mendaki kawah ijen, tetapi untungnya ada petunjuk arah jalan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk pergi ke sana.

Berbekal informasi darurat kami akhirnya tiba di sana dengan aman. Kami berangkat pukul 21.00 WIB dan tiba di lokasi pukul 05.00 WIB. Setibanya kami tidak sabar untuk segera melakukan pendakian. Eits ... tapi sebelum itu, kami berdoa subuh. Di mana pun dan di mana pun berada, doa tidak boleh ditinggalkan. ^ _ ^

Sayangnya, ketika kita ingin berdoa dan mencari kamar mandi, kita mengalami sedikit kesulitan. Pertama, karena semua kamar mandi terkunci, para penjaga belum datang, yang membuat kami agak kesulitan.

Ditambah lagi ketika dia pindah ke satu-satunya masjid yang ada di sana. Masjid ini juga terkunci dan tertutup rapat dengan kondisi yang terlihat kotor seperti tidak dirawat dan tidak pernah digunakan.

Sangat disayangkan, situs wisata terkenal yang keindahannya mencapai negara asing seperti itu, warga tidak terlalu peduli dan memelihara fasilitas untuk para pengunjung.

Akibatnya, kami harus berputar-putar mencari kamar mandi yang bisa digunakan. Juga tempat ibadah. Setelah beberapa menit mencari, alhamdulillah ada kamar mandi yang dibuka oleh penjaga.

Kami segera antri untuk membersihkan diri dan berwudhu. Dan, alhamdulillah ada orang-orang yang cukup baik untuk menunjukkan kepada kita tempat di mana kita bisa berdoa di sana. sebuah rumah kecil dengan tanah dan beberapa perabot yang terlihat tidak pada tempatnya. Kami berdoa di dipan bambu yang hanya muat untuk satu orang.

Jadi kami juga berdoa secara bergantian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun