Mohon tunggu...
Tapa Shidiq
Tapa Shidiq Mohon Tunggu... Guru - Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Seorang guru matematika di Kabupaten Serang Banten. Meski bakat menulis masih belum mumpuni tapi ingin menjadi bagian dari pejuang-pejuang literasi,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Adzan dan Tingkat Kebisingan

2 Maret 2022   06:46 Diperbarui: 2 Maret 2022   06:48 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain Mumbai, ternyata New Delhi menjadi kota terbising yang berasal dari India. Kebisingan disana mencapai 85 decible. Bunyi kendaraan dan konstruksi menjadi penyebab kebisingan paling dominan.

Kota kelima dengan tingkat kebisingan tertinggi adalah new york, mencapai 70 decible. Suara kendaraan, konstruksi dan suara hewan adalah penyebab mayoritas kebisingan disana.

Dari kelima kota terbising diatas mayoritas kebisingan diakibatkan oleh bunyi kendaraan, kebisingan akibat pengeras suara tertinggi ada di kota tokyo. Dinegeri sakura tersebut islam adalah agama yang minoritas, tentu bukan akibat sura adzan yang menyebabkan tingkat kebisingan disana tinggi.

Melainkan Hal itu karena budya negri sakura tersebut dalam menggunakan megaphone. Mobil-mobil membawa megaphone berkeliling di jalan-jalan pada waktu yang sibuk. Ada saja yang mereka umumkan dari pengeras suara. Mulai dari sekedar menyapa  selamat pagi, umumkan keterlambatan kereta, anak pulang sekolah, hingga pengumuman pameran ikebana di tingkat pemukiman. 

Lalu adakah penelitian yang mengukur kebisingan speaker masjid?

Dikutip dari tirto.id , Al Shimemeri, dalam studinya berjudul "Assesment of Noise levels in 200 Mosque in Riyadh, Saudi Arabia" (Avicenna Journal of Medicine, Vol. 1 2011), menyatakan bahwa tingkat kebisingan tertinggi di 200 masjid di Riyadh yang ditelitinya dalam rentang September hingga Oktober 2007 berada di angka 85,8 dB (untuk speaker yang berada di dalam masjid) dan 87,8 dB (untuk speaker yang berada di luar masjid). Sementara itu, titik terendah tingkat kebisingan berada di angka 56,6 dB (di dalam) dan 58,4 dB (di luar).

 Sedangkan Mohammad Samsoddin dalam penelitiannya berjudul

 "Evaluation of Noise Pressure Level at Mosque at the Time of Religious Ceremonies" .

Meneliti tingkat kebisingan speaker di Iran, tanpa mengikutkan adzan, berada di sekitaran 87,14 dB, 90,31 dB, dan 93,91 dB.

Berdasarkan penelitian tersebut memang suara speaker masjid termasuk sangat tinggi tingkat kebisingannya. Namun jika hanya untuk Adzan, kebisingan tersebut masih dapat dimaklumi. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), badan yang mengurus masalah kesehatan di Amerika Serikat), menyatakan bahwa kebisingan diatas 90 Desible akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia jika didengarkan selama lebih dari 1 jam.

Jika benar kebisingan yang menjadi penyebab munculnya peraturan Menteri agama terkait speaker masjid. Maka perlu dilakukan penelitian yang lebih komprehensif oleh peneliti profesional, tentang seberapa besar sumbangsih kebisingan suara Speaker masjid di Indonesia. Sehingga masyarakat lebih bijak dalam menyikapi aturan tersebut. Selain itu masyarakat dapat teredukasi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun