Benih  iman yang di taburkan oleh para Misionaris barat ini mulai menghasilkan buah seperti tertulis diatas mendapat perhatian lebih dari YM.Uskup Malaka. Pada tahun 1561 dikirim tiga orang misionaris yaitu Peter Simao Das Chagas, Peter Antonio da Cruz dan bruder Alexio dikirim ke Pulau Solor.
Untuk di ketahui bahwa pulau Solor dijadikan pusat kegiatan misionaris di NTT sampai 1646. Untuk mendukung kegiatan misionaris di Solor maka untuk pertama kali didirikan sebuah seminari rendah dengan 50 orang siswa.
Para Misionaris terus menabur benih ke tempat-tempat lain di NTT, Tahun 1641 Peter Antonio Jacinto berlayar ke Pulau Rote, kemudian ke Batuputih dan Amarasi. Dalam kapal pesiar tersebut berhasil, seperti dikisahkan di atas bahwasannya para misionaris berhasil mempermandikan putra mahkota Raja Mena. Pelayaran dilanjutkan perjalanan ke Lifao, dan Amanuban. Pada tahun 1642 pergi ke Kupang dan mendirikan benteng di Kupang(Kampung Solor).
Strategi yang digunakan para Misionaris untuk menyebarkan agama Katolik adalah pendekatan dengan para tokoh kunci seperti para raja, bangsawan dan keluarganya. Ternyata strategi itu berhasil, dimana pada abad 17 hampir sebagian besar raja di pedalaman Pulau Timor dan keluarganya telah memeluk agama Katolik.
Bukan hanya di pedalaman P.Timor, di P.Flores strategi itu juga berhasil, sebut saja misalnya Larantuka ada seorang raja yakni; Raja Ola berhasil dipermandikan pada tahun 1645 dengan nama Don Konstantino dan raja Gustinyu da Gama Raja Sikka juga dipermandikan di tahun 1607.
Sampai abad ke-17 agama Katolik menyebar ke Pulau Flores bagian Tengah (Ende, Sikka) dan Flores Timur serta Pulau Timor. Pada tahun 1646 pusat kegiatan misionaris dipindahkan dari Solor ke Larantuka sampai 1702, kemudian dipindahkan dari Larantuka ke Lifao(Oekusi) sampai 1769.
Penyebaran iman Katolik tidak terbatas di Flores dan Timor namun para misionaris mencari lahan lain untuk menaburkan benih sabda itu. Lahan itu adalah Pulau Sandelwood. Dalam sebuah tulisan dikatakan antara tahun 1561-1572 para misionaris Dominikan membuka stasi Katolik dekat Melolo, Sumba Timur. Dikatakan bahwa kegiatan misionaris baru muncul kembali setelah 3 abad, sejak 21 April 1889 ketika Pater Bern Sweitz bersama Broder Busch datang dari Larantuka mendarat di Laura, Sumba Barat dan berhasil dipermandikan 610 anak di Laura.
Disebutkan di tahun 1898 para misionaris meninggalkan pulau Sumba dan semenjak 1898-1921 umat di Sumba tanpa adanya pelayanan.
SMPK Sta.Theresia Kupang
4 November 2024
Tanus Korbaffo