Mohon tunggu...
Tanus Korbaffo
Tanus Korbaffo Mohon Tunggu... Guru - guru

saya adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan (Refleksi Atas Satu Abad Lahirnya WKRI)

26 Juni 2024   16:31 Diperbarui: 26 Juni 2024   16:36 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan Menggereja, perempuan memegang peranan dalam menanamkan nilai-nilai cinta kasih, kejujuran kepada anak, dari keluarga yang baik akan tercipta masyarakat yang baik dan pada akhirnya dari masyarakat yang baik terbentuklah bangsa yang baik pula.

Berbicara tentang perempuan Indonesia, tidak terlepas dari peran Raden Ajeng Kartini. R.A.Kartini telah berhasil melahirkan perempuan-perempuan hebat dari beragam suku dan budaya. Raden Ajeng Kartini merupakan satu dari banyak pahlawan perempuan Indonesia yang berkat pemikirannya membuat emansipasi wanita kian meluaskan

Berkat jasa-jasanya lahirlah perempuan-perempuan hebat  yang menduduki posisi -- posisi sentral saat ini.

WKRI lahir untuk tujuan-tujuan luhur di atas, bahwasannya tergerak oleh keinginan luhur yang didasari oleh cinta kasih sebagai perwujudan iman Katolik, Raden Ayu Soejadi Sasraningrat Darmosepoetro dengan dukungan Van Dreissehe SJ pada tanggal 26 Juni 1924 di Yogyakarta membentuk perkumpulan Ibu-ibu Katolik pribumi,dengan susunan pengurus R.Ay.C. Harjadiningrat (Ketua), Yosephine Suratinah (https://kowani.or.id/wanita-katokik-republik-indonesia-wkri)

Lahir dengan tujuan awal meningkatkan kedudukan dan upah/kesejahteraan buruh wanita, melalui pendidikan membaca dan menulis serta berbagai keterampilan. Seiring perjalanan waktu yakni Kongres I tahun 1952 dan Kongres II tahun 1954 menetapkan beberapa hal mendasar antara lain menyempurnakan Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga dalam bahasa Indonesia, menetapkan Santa Anna sebagai Sang Pelindung, menetapkan keseragaman lambang dan menetapkan status organisasi sebagai Badan Hukum (Tahun 1952).

Semoga api organisasi kemasyarakat wanita katolik yang mandiri, memiliki kekuatan moral dan social yang handal,demi tercapainnya kesejahteraan bersama serta tegaknya harkat dan martabat manusia, tetap menyala dalam hati semua perempuan Katolik Indonesia !

Kupang, 26 Juni 2024 (Pukul 17.00)

Tanus Korbaffo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun