Mohon tunggu...
Tanus Korbaffo
Tanus Korbaffo Mohon Tunggu... Guru - guru

saya adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Atoen Meto & Pantangan/Larangannya!

11 Juni 2024   17:16 Diperbarui: 11 Juni 2024   17:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ATOEN METO & PANTANGAN -- LARANGANNYA !

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, disana kita menemukan 10 Perintah Allah yang kabarnya di berikan oleh Allah kepada umat Israel, yang diterima oleh nabi Musa di gunung Sinai.(bdk. Kel. 20:1-17)

Yang menariknya, 10 hukum Allah, hanya ada larangan (Jangan), sedangkan pantangan/ hukum lisan yang dimiliki oleh Atoen Meto, ada larangan / pantangan plus diikuti dengan hukuman kalau melanggar hukum itu.

Tulisan ini merupakan edisi III dari tulisan-tulisan saya seputar Atoen Meto. Semoga tulisan-tulisan kecil sederhana ini, berguna bagi semua orang yang ingin mengenal, siapakah itu Atoen Meto dan tentunya tulisan itu untuk generasi Atoen Meto yang akan datang.

1. Kaisa M,tok Meo Banteka-Neso.

Kaisa mtok meo banteka / nesu (Jangan duduk di pintu. Tempo dulu Atoen meto memiliki rumah bulat (Uem bubu), hanya ada satu pintu, dan pintunya sangat pendek. Untuk masuk ke rumah kita harus menuntuk dan sedikit merayap.

Ternyata bentuk uem bubu yang dimiliki oleh Atoen Meto, untuk masuk harus menunduk sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang sudah ada di dalamnya.

Kaisa mtok meo banteka (palang pintu bagian bawah)-neso (pintu) kat lof mupen aleut. Jangan duduk di depan pintu masuk rumah, nanti dapat kesialan. Disini ada ajaran dibalik larangan itu, pintu sudah kecil, anda duduk disitu, orang mau masuk keluar rumah lewat mana.

2. Kaisa M,tok Meo Tunaf (Jangan duduk di tungku api/masak).

Atoen Meto, tempo dulu tidak mengenal minyak tanah, kompor. Atoen Meto masak menggunakan kayu, ada tiga tunggu. Ada larangan untuk duduk diatas batu tungku, kalau langgar larangan ini Tmen snae (perut membesar).

Ada makna dibalik larangan ini, bayangkan saja kalau batu tunggku yang mestinya digunakan untuk muat periuk / tacu ada yang duduk diatas tidak mungkin memasak.

3. Mua Naika Mumolok (Saat Makan Jangan bicara/Omong)

Atoen Meto sangat menghormati makanan / minuman. Sehingga ada istilah "MAK /M,NAF LE,U". Makanan dan minuman harus dihormati / dihargai, karena Atoen Meto punya pandangan, makanan dan minuman itu yang membuat kita tetap hidup sampai saat ini.

Ada larangan agar saat makan tidak boleh bicara / omong, kalau melanggar hukum ini. Akibatnya (mua kamun senaf-msenat m,nafte kanmonef) makan sebanyak apapun tidak kenyang-kenyang dan lebih fatal lagi hasil panen tidak baik.

Nok Fai Kaisa M,koamus (Malam jangan berteriak)

Atoen Meto, pribadi yang sangat menghormati Auk bianini (pribadi lain). Ada istilah Aok bian (bagian tubuh). Dulu tidak hiburan seperti sekarang ini, ada TV, HP, dll. Hiburan dulu bijo meto (juk ala kampung).

Apalagi di malam hari pasti gelap gulita (belum ada listrik), mereka gunakan paku to,o (damar) yang ditumbuk lalu dilumutkan / dililit pada lidi. Terang hanya saat makan dan minum dan setelah itu ya ! tidur.

Makanya dimalam hari diharapkan untuk tidak lagi berteriak karena ada yang mau istrahat. Hukuman dari yang melanggar larangan ini adalah Nijabu hukit (diganggu roh jahat).

4. Kaisa M,tok Meo Noke (Jangan duduk dibatu asa)

Atoen Meto punya keahlian dalam memilih batu asah. Batu asah di ambil dari batu kali pilihan. Ada yang besar dan ada yang sedang. Karena sering digunakan untuk mengasah parang atau pisau, fani (kapak), batu asah itu akhir sangat licin.

Hukuman kalau kita melanggar larangan ini adalah, haeke atau nimke napa. (kaki atau tangan terkena barang tajam).

5. Tok Liana Me,e Kaisa Mukata!

Dengan anak baru lahir tidak boleh hiruk pikuk (ribut) apalagi berteriak. Hukuman terhadap pelanggaran bisa-bisa didatangi roh jahat.

Ada kebiasaan dalam tradisi Atoen Meto, yakni Bean Liana. Biasa para kaum kerabat setiap malam akan mete dirumah kerabat yang baru melahirkan. Mete / malam jaga ini biasanya berlansung selama 7 malam / 8 malam.

6. Kaisa Mu,akan. (Jangan maki)

Atoen Meto sangat menjunjung tinggi kehormatan tubuh. Maki (kata kotor) sesuatu hal untuk Atoen Mete tententu sangat menjijikan, apalagi menyebut alat kelamin. Aman dulu, ketika ada yang maki, para tetua ulik Lombok (cabe) lalu dioleskan pada bibir, bahkan ada yang bisa potong bibir.

Hukuman lain yang bisa didapat oleh mereka yang mulut kotor, lul ne npen (mulut bengkok)

7. Muah Kaisa Meo Es In Koten !

Jangan dibelakang orang, hukuman yang didapat kalau makan dibelakang orang konon kabarnya taf ka tamsenaf (makan tidak kenyang).

8. Bunuk / Nabake Hau, no.o

Bunuk adalah larangan bagi siapa saja, ketika melihat ada kelapa, manga atau pohon apa saja yang digantungi sehelai daun, dilarang untuk dipetik atau diambil. Atoen Meto ketika melihat pohon yang di nabake hau no.o pasti mereka tidak ganggu.

Bagi yang melanggar hukumannya bisa saja jatuh dari pohon atau tangan terpotong.

9. Muatam M,tok !

Sekali Atone Meto sangat menghormati makanan dan minuman. M,naf le,u harus dihargai dan hormati,karena mnahat itulah yang membuat kita tetap bertahan hidup. Atoen Meto, memiliki larangan agar saat makan tidak boleh berdiri, wajib hukumnya saat makan, duduk dengan sopan. Atoen Meto biasanya duduk bersila saat makan.

Hukuman bagi yang nahat ntan haek bisa menceret (perut sakit) berkepanjangan dan muntah-muntah.

10. Kaisa Mutik Asu, Fafi, Manu ai Meob !

Atoen meto menjadikan hewan piaraaannya (anjing, kucing) sebagai teman seperjalanan, apalagi anjing rumah. Atoen Meto melarang orang untuk menendang hewan piaraan atau memukulnya.

Hukuman terhadap yang melanggar pantangan ini, Tahao Muit, Nmaet Piut (piara binatang tidak selamat)

11. Kaisa Mubak !

Mubak (curi) sesuatu hal yang sangat memalukan bagi Atoen Meto. Konon kabar tempo dulu, orang yang mencuri dan kedapatan tangannya dipotong. Kalau tidak tidak kedapatan orang itu hidup dalam ketakutan.

12. Kaisa Mumoe ! (Tipu/Bohong)

Atoen Meto yang berbohong kelihatan dari bibir dan mata saat berbicara. Atoen Meto dulu memiliki lopo, tempat Atone dalam menyelesaikan suatu masalah. Orang yang bermasalah ada satu kebiasaan, air yang mendidih dimasukan batu asah kecil, yang tidak bersalah saat memasukan tangan keair panas tidak melepuh / terbakar. Tetapi yang bersalah pasti tangan terbakar / melepuh.

13. Kaisa M,Oet Hau Naek Mbi Nasi !

Atoen Meto menjadikan alam bagian dari hidupnya. Ada pohon besar yang di kramatkan. Ada larangan menebang atau memotong pohon besar di hutan yang dikramatkan.

Orang yang melanggar hukum ini akan sakit berat.

Kupang, Selasa, 11 Juni 2024

Tanus Korbaffo !

Tulisan ini saya persembahkan untuk Alm.Ayah Tercinta Yohanes Bait Korbaffo, semoga bahagia disurga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun