yang terbuat dari tempurung kelapa atau anyaman lontar, dilarang ambil sebelum pembagian selesai. Biasanya kalau danging sedikit atau buahan tidak cukup untuk kami semua, maka yang kecil atau bungsu paling berhak untuk itu.
Dusun kecil di kaki bukit, Oetfo namanya di huni oleh 11 KK wakttu itu, yang masih memiliki hubungan keluarga. Tamu yang datang ke dusun kecil itu, menjadi tamu bersama dan dipastikan diterima dengan baik.
Ketika ada orang dari dusun kecil itu yang hendak ke Kefa, maka yang lain akan titip, entah mau beli sabun, gula atau barang lainnya. Kalau ada kk yang sebut saja menyembelih seekor ayam atau babi kecil, dagingnya akan dibagi untuk 11 KK yang ada di dusun itu.
Sumber air untuk kami minum hanya ada satu, itupun digunakan oleh semua orang desa, debit airnya tidak besar namun menghidupkan ratusan jiwa.
Kebiasaan yang tidak pernah akan saya lupakan, adalah makan bersama. Ada balai, yang oleh orang Timor-Dawan disebut lopo. Lopo inilah yang menjadi tempat pertemuan atau untuk makan bersama. Setiap kk membawa yang dimasak dirumah lalu dinikmati bersama di lopo itu dengan sukacita.
Saat makan bersama itulah orang tua memberi nasehat-nasehat sederhana yang harus kami ikuti atau saat makan bersama itulah persoalan yang dihadapi didusun kami itu diselesaikan. Orang tua selalu mengingatkan kami yang masih kecil untuk menghormati makanan, karena makanan itu diperoleh dengan susah payah.
Mencintai sampai terluka, kalimat sederhana yang kaya makna. Cinta sesuatu yang mudah diucapkan tapi penerapannya lebih berat dari batu kali. Cinta antara mulut dan tindakan mestinya senada. Cinta tidak butuh wejangan -- wejangan menakjukan tapi butuh tindakan nyata. Orang tua saya di dusun kami saat itu rata-rata tidak bersekolah namun teladan hidup mereka jauh lebih hebat dari seorang professor.
Yesus Sang Juru selamat benar-benar mencintai sampai terluka. Apa yang dikatakan itulah yang dilakukan, yang dilakukan itulah yang Ia katakan.
Di Meja makan Sang Guru meninggalkan/mewariskan sesuatu yang luar biasa yaitu cinta. Yesus mencintai yang dicintai sampai terluka. Kakek saya di dusun kecil kami 40 tahun silam bilang, cinta sejati terukur ketika yang dicintai/pasangan berada pada posisi tak beruntung, bukan sebaliknya mencintai dengan kalkulasi untung rugi.
Bello, 1 April 2021
Catatan kecil dalam memaknai Kamis Putih