Mohon tunggu...
TS Reinhart Thamrin
TS Reinhart Thamrin Mohon Tunggu... -

just a simple person with a simple dream for a better earth to life.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

"Membebaskan" Raka (1)

14 Februari 2014   12:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lengan panjang, topi dan kaca mata hitam menjadi atribut bila hendak mengajak Raka berjalan-jalan. Lengan panjang dan topi untuk melindungi kulit dan kulit kepala. Kaca mata hitam melindungi bola mataku dari patukan Raka. Raka akan beraksi cepat terhadap sesuatu yang bergerak tiba-tiba, termasuk bola mata!

Tempo-tempo, dia bermain di teras. Melompat kesana kemari. Induk-induk ayam yang berkeliaran di halaman menjerit-jerit dan pontang panting, sementara Raka tenang-tenang saja. Mungkin juga dia bingung, mengapa ayam-ayam goblok itu rese dan ribut sekali. Raka anak baik dan manis ...hehehee....

Hampir 8 minggu kondisi ini berlangsung. Tiba-tiba, Raka ngambek lagi gak mau makan. Kepalanya kutepuk halus, aku suapin...dia malah memalingkan kepala...cueekkkk boooo....

Waaaa...masalah lagi neh...Aku diomelin-omelin lagi sama si bos. Itu!!! katanya...binatang endemik yang mestinya hidup di alam dibawa-bawa pulang! Memangnya itu kelinci! Awas kalo sampai mati....

Baaahhh...bisanya ngomel mulu!

Tapi, sebenarnya tidak cuma ngomel juga....katanya, sudah saatnya Raka makan makanan yang hidup, sudah saatnya di diajari berburu dan membunuh. Maksudnya?...anak ayam hidup untuk diburu dan dibunuh oleh Raka....ckckcckk....

Mengajari Raka Berburu dan Membunuh

Seorang kawan yang baik hati memberiku beberapa ekor anak ayam. Belum lama menetas dan gemuk-gemuk. Aku bawa pulang untuk Raka. Anak-anak ayam itu kudekatkan di hadapan Raka. Raka memiringkan kepala ke kanan dan melompat ke arah lain. Anak-anak ayam itu juga cuek aja, tidak merasa takut, mungkin belum diajarin sama induknya bahwa Raka adalah (atau akan menjadi) predator mereka.

So?....gak jadi makan neh?....
Jadi dong!! kata para sahabatku...biarkan saja anak-anak ayam itu berada di sekitar Raka. Nanti, bila Raka sudah lapar, dia dengan nalurinya akan memburu dan menyantap ayam-ayam kecil itu.

Ooooo....jadi anak-anak ayam itu dibiarkan ”menjalin persabahatan” dengan Raka, dan suatu ketika mereka akan dimangsa. Hmmm...strategy ini sepertinya tidak asing kedengarannya ;-((

2 hari anak-anak ayam itu berada di sekitar Raka. Entah mereka sudah menjalin persahabatan atau belum, yang jelas sepulang kantor aku mendapati tulang belulang kecil dan bulu-bulu kuning bertebaran di kamar dan sunyi tak ada suara cicit-cicit anak ayam. Yang ada hanya Raka bertengger di atas partisi. Hmmm...rupanya sesi perburuan pertama Raka sudah selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun