"Za....." Akhirnya saya menangis sesenggukan
"Tan.... tenang, lu tenang, sugestikan ga sakit, cuma digigit semut..."
"tapi jarumnya gede banget, sakit, ada darahnya....lu kan ga pernah diinfus, coba lu rasain sakit banget tau, ngeri, gimana kalau jarumnya ga bisa keluar lagi" saya maki-maki. Dia hanya 'mmmmmm...'
"Sudah mbak.." suster menyadarkan saya, air infusan mengalir kedalam tubuh saya.
Dia menyadarkan saya, dengan tawanya "Udah selesai tuh.... dasar lebay!" tut...
Saya jadi senyum-senyum mengingat betapa memalukannya saya. Kata suster, saya sepertinya tak usah bermalam di rumahsakit, setelah infusan saya habis dan sudah tidak muntah-muntah, saya boleh pulang. Baiklah... saya mencoba tertidur ditengah kegaduhan orang-orang yang berseliweran.
"Tan...." Seseorang mengusap-usap lengan saya,
"Kamu......" tiba-tiba saya meratap sedih.
Kedatangan dia tak banyak membantu sebenarnya, Â dia datang hanya karena mendengar saya menangis karena takut jarum suntik. Selebihnya, dia pamit sarapan dikantin, pulang sarapan bawa makanan dan biskuit, jus, dan pergi keluar lagi, "mau ngerokok" katanya.
"Thanks ya, setidaknya gue ga sebatang kara banget"
"lebay lu.... gw kasian aja denger lu ngerengek"