Salah satunya adalah menjaga adab menuntut ilmu. Para bunda diminta membersihkan hati, membuka fikiran, dan menghormati guru agar setiap ilmu yang  diperoleh membawa keberkahan dalam kehidupan. Para bunda diharapkan selalu menjadi 'gelas kosong' dalam makna bahwa setiap bunda harus merasa 'kurang berilmu' sehingga memandang perlu untuk belajar. Hal ini dilakukan pada setiap kegiatan komunitas baik itu grup diskusi, rumah belajar, family gathering, seminar, atau workshop.
Selain itu, para bunda menjunjung tinggi budaya menghargai perbedaan pendapat, sikap sopan santun, dan legawa. Para bunda jangan terlalu baper atau terbawa perasaan. Tidak gampang tersinggung. Dengan mengembangkan sikap positif maka akan terbangun hubungan yang harmonis.
Di komunitas IIP kental dengan semangat kebersamaan. Tidak dikenal senior atau junior. Tidak ada yang merasa paling benar atau paling pintar. Walaupun anggota masih baru, namun jika ia memiliki ilmu atau keterampilan tertentu, maka ia akan didorong untuk berbagi kepada yang lain.
Beberapa kegiatan positif dilakukan komunitas IIP adalah pertama, pelatihan zero waste. Tidak dipungkiri bahwa sampah rumahtangga merupakan pemasok terbesar sampah yang selama ini meresahkan. Bunda dapat berkontribusi mengurangi sampah dengan cara mengurangi penggunaan plastik, dan beralih dengan menggunakan kantung belanja yang merupakan hasil karya mereka lewat pelatihan menjahit, memilah  sampah, dan mendaur ulang sampah. ada juga kegiatan mendaur ulang minyak jelantah menjadi pembersih lantai.Â
Kedua, pelatihan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) sebagai ilmu mengatur rumah. Ringkas yaitu dibiasakan untuk memiliki barang yang benar-benar dibutuhkan dan tidak 'menimbun' barang yang tidak kita pakai. Kadang, ada baju yang sudah kekecilan tapi karena alasan sayang masih bagus akhirnya teronggok memenuhi lemari, padahal baju itu tidak dipakai. Akan lebih efektif jika diberikan kepada oranglain yang lebih membutuhkan.Â
Rapi yaitu barang barang yg sudah disortir disusun diletakkan sesuai dengan tempatnya. Resik yaitu membuat jadwal dan ceklis untuk jadwal membersihkan. Rawat yaitu pola tindakan untuk mempertahankan Ringkas, Rapi dan resik. Rajin yaitu membentuk pola pikir untuk rutin dan disiplin. Semua pelatihan yang dilakukan membantu meningkatkan keterampilan dan kualitas diri anggotanya untuk menjalankan perannya sebagai bunda.
Tergabung dalam komunitas positif membuat para bunda dapat meningkatkan kualitas diri. Seorang bunda yang mampu mengelola rumah tangganya dengan baik dan beres dalam segala urusan di dalamnya, insyaallah akan lebih mudah untuk berdaya di masyarakat.
Oleh Tantri Mega Sanjaya, M.Pd. (Ibu Rumah Tangga, Anggota Institut Ibu Profesional Banten)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H