Akhirnya hari ini datang juga. Hari dimana keberanianku terkumpul. Untuk melihat perempuan yang berhasil merebut Fawwazku. Aku ingin melihatnya terakhir kali sebelum semua kenangan kusimpan baik-baik. Aku sudah terlalu lelah. Hidup dalam kenangan yang tak pernah redup.
“Papa!” suara melengking gadis kecil membuat Fawwaz menoleh. Senyumnya lebar terkembang.
“Hanna, princess papa,” panggilnya dan gadis kecil itu menghambur di pelukan Fawwaz. Binar matanya yang lebar dan gelap serupa milik Fawwaz.
Di belakangnya mengekor seorang perempuan berkerudung dengan kereta bayinya. Ia tersenyum ke arah kami berdua. Bayi montok di dalam kereta mengoceh tak berhenti. Itu pasti Rahm, tebakku dalam hati.
“Najma, Hanna, Om ini sahabat papa. Sam, ini keluargaku.”
Kuulaskan senyum hangat pada keluarga kecil di hadapanku.
“Halo. Saya Sam. Samuel Rubenstein.”
Dunia lirang, 01/02/2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H