Mohon tunggu...
TANTI RATNAWULANDARI
TANTI RATNAWULANDARI Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Salam Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Ecoliterasi Berbasis STEM

2 Mei 2021   05:10 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:04 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Ana Permanasari (2016) literasi STEM atau literasi sains dan teknologi adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains dan penerapannya, mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti – bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan pada alam sebagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari - hari. Bybee dalam Irma Rahma Suwarma (2015) literasi STEM mengacu : (1) pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang individu untuk mengidentifikasi pertanyaan dan permasalahan dalam kehidupan nyata, menjelaskan suatu hal yang alamiah dan yang terancang (natural and design world), serta menggambarkan kesimpulan berbasis fakta – fakta mengenai isu – isu STEM, (2) pemahaman seorang individu mengenai karakteristik disiplin ilmu STEM sebagai bentuk dari pengetahuan, inkuiri dan desain manusia, (3) kepekaan seorang individu tentang bagaimana STEM membentuk material, intelektual dan budaya lingkungan kita, dan (4) keinginan seorang individu untuk terikat dalam isu STEM dan terikat dengan ide – ide science, technology, engineering, and mathematics sebagai seorang warga yang konstruktif, peduli dan reflektif. Menurut Clara Aldila (2017) Science,Technology, Engeneering and Mathematics (STEM) merupakan pendekatan baru dalam perkembangan dunia Pendidikan yang mengintegrasikan lebih dari satu disiplin ilmu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan Literasi STEM merupakan kemampuan menggunakan sains dan teknologi dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata serta mampu menarik kesimpulan berdasarkan bukti – bukti sehingga tercipta pribadi yang konstruktif, peduli dan reflektif terhadap alam dan perubahan pada alam sebagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari - hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

dok.istimewa
dok.istimewa
Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran STEM (Sains, Tecnology, Engineering, Mathematic) merupakan pendekatan pembelajaran yang diintegrasikan bersama dengan budaya ecoliterasi dan keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skill). Kegiatan STEM dikembangkan terintegrasi bersama pelaksanaan pembelajaran  kurikulum 2013 yang mengarah pada pengembangan pembelajaran abad 21. Pembelajaran ecoliterasi berbasis STEM adalah pembelajaran yang memiliki sintaks membangun keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah dan keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skill)  sehingga secara aktif dapat membangun ecoliterasi berbasis STEM. STEM sebagai pendekatan pembelajaran sebagai jembatan dalam pengembangan budaya ecoliterasi untuk membangun keterampilan berpikir kritis siswa (Critical Thinking Skill).

Tujuan dan hasil membangun keterampilan berpikir krisis siswa melalui budaya ecoliterasi berbasis STEM adalah memberikan dampak positif bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran ecoliterasi. Tujuan pendidikan ecoliterasi berbasis STEM bagi guru antara lain meningkatkan konten ecoliterasi berbasis STEM dan meningkatkan kemampuan pedagogik seorang guru. Tujuan Pendidikan ecoliterasi  berbasis STEM bagi peserta didik adalah membangun keterampilan berpikir kritis melalui budaya ecoliterasi berbasis STEM, menciptakan minat dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, membuat jejaring, serta meningkatkan kompetensi abad 21.

Hasil yang diharapkan dengan membangun keterampilan berpikir kritis siswa melalui budaya ecoliterasi berbasis STEM bagi guru adalah memberikan perubahan  dalam pola kegiatan pembelajaran serta meningkatkan konten ecoliterasi berbasis STEM. Hasil pendidikan ecoliterasi berbasis STEM yang diharapkan bagi peserta didik adalah peserta didik mampu belajar dan berprestasi, mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui budaya ecoliterasi berbasis STEM, yang pada akhirnya mampu terampil dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Keterpaduan dan sinkronisasi antara kegiatan pembelajaran di kelas dengan membangun keterampilan berpikir kritis siswa melalui budaya ecoliterasi berbasis STEM akan  berdampak positif  dalam implementasi pengembangan pembelajaran abad 21 sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) penilaian yang menjadi standar pencapaian kompetensi.

 

SIMPULAN 

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa membangun keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan ecoliterasi peserta didik. Begitupun sebaliknya dengan pembelajaran budaya ecoliterasi berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Dan diharapkan dalam implementasi kurikulum 2013, semua guru mampu mengintegrasikan kegiatan budaya ecoliterasi berbasis STEM di dalam kegiatan pembelajarannya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang pada akhirnya mempengaruhi efektifitas hasil belajar khususnya hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ana Permanasari (2016). STEM Education : Inovasi dalam Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Pendidikan Sains “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad 21”, Surakarta, 22 Oktober 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun