Dalam konteks Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) mengacu pada prinsip kesederhanaan atau moderasi dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam ibadah maupun dalam perilaku sosial umat Islam. Nilai ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ekstremisme dan kelebihan dalam praktik keagamaan serta interaksi sosial. Berikut adalah beberapa aspek tentang tawassuth dalam Aswaja:
*Kesederhanaan dalam Ibadah: Tawassuth mengajarkan umat Islam untuk menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur'an, tanpa berlebihan atau kurang. Ini mencakup menjaga keseimbangan antara ketaatan ritual (seperti shalat, puasa, dan ibadah lainnya) dengan pengembangan spiritualitas yang mendalam dan penerimaan kehendak Allah SWT.
*Kesederhanaan dalam Hidup: Tawassuth mengajarkan umat Islam untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan sederhana dan tidak berlebihan dalam pemenuhan kebutuhan duniawi. Hal ini mencakup menjaga keseimbangan antara bekerja untuk mencari nafkah, memenuhi kebutuhan keluarga, dan berusaha untuk mencapai kesuksesan, sambil tetap fokus pada ibadah, kesehatan spiritual, dan amal kebajikan.
*Kesederhanaan dalam Hubungan Sosial: Tawassuth menekankan pentingnya berinteraksi dengan orang lain dengan penuh kesantunan, penghargaan, dan keadilan. Ini mencakup menjaga keseimbangan antara hak-hak individu dengan tanggung jawab sosial, serta menghindari sikap ekstremisme atau fanatisme dalam pandangan atau tindakan terhadap orang lain.
*Kesederhanaan dalam Pendekatan Keagamaan: Tawassuth mengajarkan umat Islam untuk tidak terjebak dalam ekstremisme atau intoleransi terhadap pandangan atau praktik keagamaan yang berbeda. Ini mencakup menjaga keseimbangan antara penghormatan terhadap keragaman pemahaman dan praktik keagamaan, sambil tetap teguh pada prinsip-prinsip tauhid dan Sunnah.
*Kesederhanaan dalam Pemikiran dan Sikap: Tawassuth mengajarkan umat Islam untuk mengembangkan sikap terbuka, objektif, dan moderat dalam menyikapi berbagai permasalahan kehidupan. Ini mencakup menjaga keseimbangan antara pendekatan yang bijaksana dalam pengambilan keputusan serta sikap rendah hati dan tidak sombong dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dengan menerapkan prinsip tawassuth, umat Islam yang mengikuti Aswaja diharapkan dapat menjalani kehidupan yang seimbang, penuh dengan kebijaksanaan, kesantunan, dan penghormatan terhadap nilai-nilai Islam. Tawassuth membantu menjaga harmoni dalam hubungan sosial serta keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan ajaran Islam yang dipegang teguh.
Tasamuh
Dalam konteks Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) merujuk pada sikap toleransi, menghormati perbedaan, dan keberagaman dalam keyakinan dan praktik keagamaan. Nilai ini menjadi penting dalam mempromosikan harmoni antara umat Islam yang memiliki beragam latar belakang budaya, etnis, dan pemahaman agama. Berikut adalah beberapa aspek tentang tasamuh dalam Aswaja:
*Toleransi Terhadap Perbedaan Pemahaman: Aswaja mengakui bahwa dalam berbagai masalah keagamaan, terdapat ruang untuk beragam interpretasi dan pendapat. Tasamuh mengajarkan umat Islam untuk menghargai perbedaan ini dengan tetap menjaga kesatuan dalam prinsip-prinsip dasar tauhid dan Sunnah.
*Respek Terhadap Mazhab dan Tradisi Lokal: Aswaja memperbolehkan umat Islam untuk mengikuti mazhab-mazhab fiqh yang berbeda atau tradisi lokal yang ada dalam batas-batas yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam. Ini menunjukkan penghargaan terhadap keragaman dalam praktik keagamaan.