Mohon tunggu...
Tanti HanaRahmawati
Tanti HanaRahmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK

Saya adalah guru SMK yang memiliki hobby traveling, dan mulai belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berdeferensiasi

27 Juni 2022   17:24 Diperbarui: 27 Juni 2022   17:30 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENERAPAN PEMBELAJARAN DEFERENSIASI 

DALAM MATA PELAJARAN PROJEK IPAS 

DENGAN TEMA POTENSI EKOWISATA KABUPATEN BELITUNG

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) merupakan pelajaran yang baru yang terdapat dalam struktur kurikulum prototype kelas 10 SMK. Tahun  pelajaran 2021 -2022 , SMKN 1 Tanjungpandan merupakan salah satu SMK dengan Pusat keunggulan di kabupaten Belitung, sehingga kurikulum prototype mulai diterapkan di tahun pelajaran tersebut.

Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berfungsi untuk membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata pada abad 21 ini yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains. Atau dengan kata lain, setelah mempelajari mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, peserta didik dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.

Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial meliputi integrasi antara social sciences dan natural sciences menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Bagaimana segala aspek kehidupan bersosial dalam kebhinekaan,   keberagaman   agama,   dan   saling   bergotong   royong mencakup dalam social sciences. Interaksi antara manusia dengan alam, serta melihat berbagai fenomena yang terjadi dengan alam, mampu dijelaskan secara logis dan ilmiah dengan natural Science. Sehingga kita mampu memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dengan arif dan bijaksana.

Dalam tulisan ini, saya ingin membagikan praktik baik saya tentang penerapan pembelajaran berdeferensiasi pada pembelajaran projek IPAS dengan tema potensi ekowisata di kabupaten Belitung, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah.

Pembelejaran deferensiasi sendiri dapat diartikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan murid. Kita menyadari bahwa setiap murid mempunyai potensi dan minat yang berbeda-beda. Agar pembelajaran kita bisa  memenuhi kebutuhan murid, maka kita harus mengidentifikasi   kebutuhan murid melalui pemetaan kesiapan murid, minat murid dan profil murid. 

Sebelum saya membuat perencanaan pembelajaran dalam modul ajar (RPP), saya memetakan kebutuhan murid dengan beberapa cara, diantaranya melakukan assesmen diagnostik, mengobrol ringan tentang kegiatan yang mereka suka, mengamati murid Ketika melakukan aktivitas , membaca data hasil psikotest dan lain-lain. Hasil identifikasi saya, ternyata dalam satu kelas terdiri dari murid dengan kebutuhan, minat dan profil yang berbeda-beda. Misalnya memiliki kecerdasarn yang berbeda (kecerdasan matematis, Bahasa, spasial dll), gaya belajar  (auditori,visual,kinestetik) dan minat yang berbeda.

Berdasarkan identifikasi ini, saya mencoba merancang sebuah kegiatan pembelajaran dengan metode karyawisata ke tempat wisata yang sudah menerapkan konsep ekowisata, yaitu taman wisata Batu Mentasi di kecamatan Badau dan Belitung Mangrove Park HKM Seberang Bersatu  di kecamatan Tanjungpandan, sesuai tema pembelajaran projek IPAS kali ini. 

Saya rasa metode karyawisata ini sangat cocok untuk tema ini, karena murid dapat belajar secara langsung tentang potensi ekowisata di kabupaten Belitung. Sumber daya yang saya manfaatkan dalam pembelajaran ini adalah, modal lingkungan berupa alam Belitung beserta potensi ekowisatanya ,modal manusia yaitu sebagai  narasumber kompeten yang berada di kedua tempat wisata tersebut.

Saya mencoba Menyusun modul ajar tema potensi ekowisata di kabupaten Belitung ini, dan membuat proposal untuk mengusulkan kegiatan tersebut ke sekolah , karena pembelajaran ini membutuhkan dana yang cukup besar. Saya diskusikan rencana pembelajaran ini Bersama dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru pendamping. 

Rencana ini pun saya diskusikan Bersama murid-murid. Mereka saya beri tugas untuk membuat pertanyaan wawancara tentang apa yang mereka ingin ketahui tentang potensi ekowisata di kabupaten Belitung, khususnya di tempat wisata yang nanti akan kami kunjungi.Tidak lupa kami juga Menyusun beberapa kesepakatan yang akan berlaku Ketika kami melakukan karyawisata, seperti disiplin waktu, menghargai orang lain dan harus kooperatif. 

Untuk merefleksikan apa yang mereka fahami setelah kegiatan karyawisata ini, mereka dibebaskan untuk menggunakan media atau cara yang mereka minati, misalnya mereka boleh mengungkapkannya dengan media foto-foto kalau mereka suka fotografi, video jika mereka suka mengambil gambar video dan editing, puisi, cipta lagu, membuat artikel, pantun dan lain-lain.

Penerapan pembelajaran deferensiasi yang saya terapkan adalah pembelajaran deferensiasi konten dengan cara murid dapat membuat pertanyaan atau membahas hal-hal yang mereka ingin ketahui tentang potensi ekowisata di kabupaten Belitung, dan pembelajaran deferensiasi produk dengan membebaskan murid merefleksikan apa yang mereka dapatkan/ketahui dengan berbagai media dan cara yang mereka minati.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah :

  • Kegiatan pembuka
  • Aktifitas yang dilakukan dalam kegiatan pembuka adalah :
  • Berdoa
  • Mengecek kehadiran murid sebelum berangkat ke lokasi wisata
  • Mengingatkan Kembali kesepakatan yang telah dibuat Bersama
  • Memberikan pengarahan

        

    • Kegiatan    inti
    • Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Belitung Mangrove Park HKM Seberang Bersatu kecamatan Tanjungpandan. Belitung Mangrove Park (BMP) adalah salah satu destinasi wisata di pesisir Pulau Belitung, yang menawarkan konsep ekowisata berbasis ekosistem mangrove diatas lahan yang terdiri dari daratan dan perairan, dengan luas area kurang lebih 52,02 Ha. BMP didirikan oleh Hutan Kemasyarakatan (HKm) Seberang Bersatu, bekerja sama dengan Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI). Di lokasi ini murid akan belajar tentang contoh potensi-potensi apa saja yang dapat dikembangkan dalam mendukung konsep ekowisata. Narasumber yang berperan di sini adalah bapak Jufri dan Bapak Miftahudin lulusan S2 dari jurusan studi pembangunan ITB .
    • Murid-murid dibagi dalam 2 kelompok besar. Kelompok pertama terlebih dahulu belajar tentang konservasi terumbu karang dalam mengembangkan konsep ekowisata Bersama bapak Miftahudin. Kelompok 2 belajar tentang potensi konservasi mangrove Bersama bapak Jufri.  Setelah itu kelompok 1 dan 2 bertukar pembelajaran.
    • Dalam sesi pembelajaran ini, murid mendapatkan wawasan tentang konsep ekowisata yang sudah diterapkan di Belitung Mangrove Park, menyangkut Pendidikan, pemberdayaan masyarakat (budaya, ekonomi ) dan konservasi alam secara terpadu. Yang saya amati mereka sangat antusias mengikuti sesi ini, terbukti dari pertanyaan-pertanyaan kritis yang dilemparkan oleh beberapa murid kepada narasumber.

      Untuk mengembangkan kompetensi sosial emosional , dalam pembelajaran ini dilakukan juga kegiatan yang bersifat peduli terhadap lingkungan  berupa adopsi bibit mangrove dan menanamnya di lokasi wisata Belitung mangrove Park oleh seluruh murid dan beberapa guru pendamping SMKN 1 Tanjungpandan. Kegiatan ini tentunya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan bagi penerapan profil pelajar Pancasila, yaitu mandiri, bergotong royong, berpikir kritis dan kreatif.

      Aktifitas selanjutnya, kami menuju Taman Wisata Batu Mentas Kecamatan Badau, kira-kira 30 KM dari lokasi Belitung Mangrove Park .Taman Wisata Batu mentas menyuguhkan hal yang berbeda. Belitung yang terkenal dengan kecantikan pantai dan ekosistem pesisir dan laut, ternyata memiliki Kawasan hutan tropis dan keanekaragaman hayati di dalamnya.. Di lokasi ini terdapat hewan yang hampir  punah  keberadaannya, dan disinyalir merupakan sisa hewan zaman Purba yaitu tarsius Belitung .
      Setelah melakukan makan siang dan sholat dzuhur bagi yang muslim, kami berkumpul di pendopo untuk belajar dan berdiskusi Bersama Bapak Budi Setiawan , pengelola Taman Wisata Batu Mentas sekaligus ketua Yayasan Tarsius Indonesia.
      Dalam diskusi ini dibahas tentang potensi-potensi ekowisata yang dapat dikembangkan di kabupaten Belitung. Belitung kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Misalnya di Belitung terdapat banyak spesies capung  dari mulai ukuran yang terkecil sampai yang terbesar, Tarsius , hewan unik yang hampir meruntuhkan teori Wallace tentang pembagian wilayah sebaran flora dan fauna dunia.Bahkan bapak Budi Setiawan memberikan ide yang sangat cemerlang tentang potensi wisata yang berbasis penelitian. Banyak fenomena-fenomena atau kearifan lokal yang dapat digali dan dikembangkan menjadi sebuah potensi wisata. Salah satu contoh tentang kearifan lokal masyarakat Belitung yang sering menggunakan pohon simpor laki sebagai alat untuk mengusir binatang buas. Belum ada penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan secara saintifik kearifan lokal tersebut. Dalam diskusi ini hadir juga dua orang pemuda yang inspiratif dalam  melakukan aksi sosial dengan mengajar di pulau-pulau kecil yang terdapat di provinsi kepulauan Bangka Belitung. Tentunya hal ini juga bisa menjadi salah satu paket wisata yang bisa dikemas dalam mengembangkan potensi ekowisata di kabupaten Belitung. Saya mengamati, diskusi ini sangat menarik. Para murid antusias dalam menyimak diskusi dan aktif dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
      Terakhir tidak lupa para murid juga menikmati salah satu bagian di Taman Wisata Batu mentas , yaitu mandi di sungai yang airnya begitu jernih dan menyegarkan, menghilangkan kelelahan setelah seharian beraktifitas.
       

      • Kegiatan Penutup
      • Kegiatan penutup diisi dengan kegiatan refleksi dan berdoa, serta penugasan untuk merefleksikan  apa yang mereka fahami dalam media sesuai dengan minatnya masing-masing.
      • Saya sangat puas dengan hasil pembelajaran kali ini, karena beberapa faktor, diantaranya :
      • Semua murid terlihat berusaha melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik, mereka berusaha disiplin terhadap waktu yang ditentukan, kooperatif dan saling menghargai
      • Profil pelajar Pancasila yaitu gotong royong.mandiri, berpikir kritis dan kreatif sangat terlihat dalam setiap aktifitas yang dilaksanakan murid
      • Pembelajaran berdeferensiasi bisa terlaksanakan dengan baik, dilihat dari produk yang dikumpulkan para murid. Dengan kreatifitasnya, ada yang merefleksikan pemahamannya melalui video, artikel, fotografi, poster, puisi bahkan menciptakan sebuah lagu. Mereka membuat tugas refleksinya  sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Konten yang dituangkan juga berbeda-beda. Ada yang bercerita tentang terumbu karang, mangrove, tarsius atau  potensi ekowisata pada umumnya.
        Pembelajaran berdeferensiasi yang saya lakukan pastinya tetap memiliki kekurangan dan perlu pengembangan. Salah satunya adalah belum berkolaborasi dengan guru dari mata pelajaran lain untuk membuat projek Bersama. Ke depannya saya akan melaksanakan pembelajaran berdeferensiasi ini dengan berkolaborasi dengan guru pelajaran lain yang berkaitan, misalnya dengan guru Bahasa Indonesia, guru agama dan budi pekerti,guru  profil pelajar Pancasila dan budaya kerja dan lain-lain , sehingga murid merasakan bahwa tiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan dan saling terhubung satu dengan lainnya. Dengan pemahaman diharapkan murid mempunyai pemahaman yang integral

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun