3. Ketersediaan Fasilitas
Kurikulum baru hanya bisa diterapkan di sekolah yang sudah memiliki fasilitas, sedangan sekolah yang memiiki fasilitas terbatas akan sulit untuk menerapkan nya. Perbedaan infrastruktur antara sekolah di kota dan di daerah terpencil menjadi penyebab terhambatnya pelaksanaan kurikulum baru secara merata.
Semua masalah yang timbul tersebut akan berdampak pada stabilitas kegiatan belajar dan mengajar di sekolah dan kalau terus menerus terjadi akan berakibat pada penurunan kwalitas pendidikan di Indonesia.
Sejarah Kurikulum
Kurikulum Pra Kemerdekaan, Sebelum 1945 di Masa Kolonialisme, muncul pada tahun 1536 ketika portugis datang ke Indonesia untuk berdagang kemudian menjajah Indonesia dengan menyebarkan agama, dengan harapan masyarakat dinegara jajahan bisa membaca Alkitab.Â
Selanjutnya VOC membutuhkan banyak tenaga terampil untuk mengelola perusahaan perusahaan yang ada dinegara Jajahan, seandainya tenaga terampil tersebut di datangkan dari nega mereka, mereka kesulitan dengan pendanaan yang tentusaja tidak murah, berbeda jika mereka melatih orang tertentu dari keluarga ningrat di daerah  jajahan kemudian mempekerjakan nya, maka mereka tidak perlu rapot dengan pendanaan.
Selanjutnya Kurikulum dimasa Orde Lama, Â mulai kurikulum tahun 1947, kurikulum tahun 1952, kurikulum yang diterapkan dengan tujuan membentuk insan yang merdeka, kurikulum 1964 sudah dikenalkan satu guru untuk satu mata pembelajaran atau guru mapel. Namun penerapan nya terkendala berbagai macam pergerakan dan pemberontakan di Indonesia.
Selanjutnya Kurikulum dimasa Orde Baru, Kurikulum tahun 1968, Kurikulum ini diterapkan pasca terjadinya pergerakan DI/TII dan G30SPKI yang notabene ingin mengubah palsapah negara, maka kurikulum ini mendorong masyarakat untuk taat dan patuh pada Pancasila dan bisa menerapkan nilai nilai Pancasila.Â
Kurikulum 1975 sudah melakukan pendekatan tujuan instruksional khusus dan menekankan pada efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, Kurikulum 1984 berorientasi pada pendekatan proses, di mana siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, Kurikulum 1994 merupakan penggabungan dari kurikulum 1975 dan 1984.
Kurikulum Seterlah Reformasi kurikulm 1999 revisi dari kurikulum 1994, Kurikulum 2004 fokus pada pengembangan kompetensi siswa baik dari aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Kurikulum 2006 Kurikulum KTSP memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.Â
Kurikulum 2013 kurikulum ini mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku dengan fokus pada pendekatan scientific dalam proses belajar (ITJEN Kemdikbud). Kurikulum Merdeka tahun 2022 sebagai bagian dari program Merdeka Belajar, kurikulum ini memberi fleksibilitas kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa (Kompas Nasional).