Mohon tunggu...
Ini Tanjung Tani
Ini Tanjung Tani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Suka sejarah, jurnalistik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tinta Putih N.J Krom dalam Historiografi Indonesia

5 Oktober 2021   22:45 Diperbarui: 6 Oktober 2021   11:41 3303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nicholas Johannes Krom atau biasa dikenal dengan N.J Krom merupakan seorang orientalis, epigrafis arkeolog peneliti sejarah awal dan budaya tradisional Indonesia asal Belanda yang lahir pada 5 September 1883 di Leiden. 

Ia merupakan anak tunggal dari seorang pejabat arsiparis Belanda. Krom sendiri mempunyai peran yang sangat besar bagi historiografi sejarah masa klasik di Indonesia, seperti mengemukakan teori serta meneliti masuknya Hindu-Budha ke Indonesia serta menuliskan monografi Candi Borobudur. 

Ia juga menjadi salah satu perintis arkeologi di Indonesia.  Krom memulai karir di Hindia Belanda mulai dari tahun 1910 sebagai Ketua Commisie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera (Komisi di Hindia Belanda untuk Penelitian Arkeologi di Jawa dan Madura) menggantikan J.L. A Brandes yang saat itu tutup usia. 

Beliau juga merupakan orang yang pertamakali mengusulkan keberadaan sebuah badan khsusus dibawah pemerintah yang menangani persoalan arkeologi atau Dinas Purbakala (Oudheidkundige Dienst) pada tahun 1913. 

Ia berpendapat bahwa persoalaan purbakala di Hindia Belanda (Indonesia) tidak dapat diatangani dengan hanya mendirikan organisasi saja, sehingga diperlukan sebuah badan dibawah pemerintah yang bisa menaungi kepubakalaan pada saat itu.

Krom sendiri hanya menjabat selama 2 tahun sebagai kepala dinas kepurbakaalan. Sekembalinya Krom dari Hindia Belanda menuju tanah kelahirannya, ia tetap aktif dalam penelitian mengenai arkeologi yang ia pelajari di Hindia Belanda. 

Bahkan ia juga menuliskan penelitianya mengenai arkeologi di Hindia Belanda. Ia juga sempat menerbitkan sebuah naskah arkeologi yang belum dituntaskan oleh Brandes berjudul Oud-Javaansche Oorkonden (OJO).

Tidak hanya itu, setelah ia menetap di Den Haag, ia melanjutkan persiapan penerbitan tulisan edisi Kern’s Geschriften yang juga dengan aktif ia tulis di Hindia Belanda yang selama ini dia simpan sendiri untuk persiapan penerbitan di institut yang juga menerbitkan Negarakertagama edisi terpisah.

Krom juga sempat ditawari dewan institut (Instituutsbestuur) untuk mengkaji mengenai teks monografi Candi Borobudur dan juga ringkasan karya seni Hindu-Jawa. Ia menyelesaikan tulisannya tentang Borobudur kurang lebih 800 halaman kertas kwarto. 

Pada setiap halaman yang Krom tulis dapat dilihat bahwa ia sangat mendalami peengatahuan mendalam tentang agama Budha secara umum serta masalah-masalah terkait Candi Borobudur, ia juga sempat menuliskan kekagumannya terhadap karya seni Hindu-Jawa.

Tulisan mengenai Hindu-Jawa juga ia selesaikan pada awal Maret 1919 kemudian salinan tulisan Krom tersebut mendapat predikat sebagai “Pengantar Hindu-Jawa” (Hindoe Javaansche Kunst) yang diajukan dalam rapat dewan institut. 

Dua tahun setelahnya, Krom juga membuat booklet berjudul Het Oude Java en zijn Kunst (Jawa Kuno dan Seninya). Booklet ini ia tulis dengan bahasa yang menarik sehingga menarik perhatian orang yang membacanya karena menggunakan kata-kata populer yang mudah dipahami.

Sebelum Krom menerbitkan tulisanya, ia juga pernah diangkat menjadi guru besar di departemen arkeologi Universitas Leidsche. Dalam serah terima jabatanya, ia menyampaikan pidato berjudul "De Sumatraansche periode der Javaancshe Geschiedenis" (Periode Sejarah Sumatra Jawa). 

Pembukaan Departemen Arkeologi di Universitas Leidsche sendiri menurut Dr. A. J. Luyt yang merupakan teman belajar Krom berpendapat bahwa hal ini didasari oleh faktor tumbuhnya minat dan ketertarikan intelektual di Belanda terhadap para intelektual pribumi Indonesia yang pada saat itu turut menimba ilmu yang menimba ilmu di Belanda. 

Hal tersebut menyebabkan terciptanya pusat ilmu pengetahuan di Belanda namun belum banyak penelitian yang dilakukan. Gagasan serta tulisan-tulisan yang ditulis Krom tidak hanya disebarkan sebagai sekedar ilmu pengetahuan, menurutnya hal tersebut bisa digunakan sebagai motivasi bagi para intelektual Indonesia agar mau mempelajari masa lalu.

Kiprah Krom sebagai seorang Belanda dalam penulisan historiografi Indonesia mengawali para sejarawan setelahnya untuk mempelajari sejarah klasik Indonesia. Tulisan-tulisan Krom juga menjadi acuan para sejarawan untuk menganalisa sejarah kehidupan Hindu-Budha pada masa lalu.

Karya ilmiah Krom seperti Hindoe-Javaansche Geschiedenis (Sejarah Hindu-Jawa), Levensgeschiedenis van den Buddha op Barabudur (Sejarah Hidup Sang Budha di Borobudur), Heiligdom van het Boeddhisme op Java (Kuil Budha di Jawa), De Ondergang of Criwijaya (The Down of Sriwijaya), serta Het Karmawhibangga op Barabudur (The Karmawhibangga in Borobudur) sangat berpengaruh pada historiografi sejarah Hindu-Budha di Indonesia. 

Hingga kini tulisan Krom sendiri masih menjadi acuan para penelti maupun sejarawan Indonesia untuk mempelajari serta menemukan fakta-fakta baru terkait sejarah Hindu-Budha di Nusantara.

Daftar Pustaka

Dr. F.D.K Bosch. (1946). In Memoriam Dr. N. J. Krom 5 September 1883 - 8 Maart 1945. Journal of Humanities and Social Sciences of Southeast Asia ( Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde).
1 Januari 1946

Perintis Arkeologi. (n.d.). https://arkenas.kemdikbud.go.id/page/profile/perintis-arkeologi#gsc.tab=0

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun