Mohon tunggu...
Ini Tanjung Tani
Ini Tanjung Tani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Suka sejarah, jurnalistik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinggal di Kebumen Wajib Tahu: Tradisi Among-among, Ungkapan Syukur Kepada Tuhan

9 Maret 2021   21:51 Diperbarui: 9 Maret 2021   22:18 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua jenis sayuran ini direbus dan dipotong, kecuali kacang panjang. Sayuran ini nantinya akan disajikan dengan urap yang terbuat dari parutan kelapa. Sayuran-sayuran ini juga memiliki arti tumbuh-tumbuhan hijau yang melambangkan kesuburan. Harapannya manusia bisa memperoleh banyak rezeki yang berasal dari alam. Jenis sayuran yang dipilih juga masing-masing memiliki makna dan simbol tersendiri, sebagai contoh kacang panjang sebagai simbol harapan agar si anak panjang umur dan bayam agar hidup sang anak tentram.

Setelah semua siap, sayuran akan diletakkan di pinggir nasi bucu dan ditambahkan dengan lauk berupa urap yang tidak pedas, tahu, tempe, kerupuk serta telor ayam rebus yang dipotong berjumlah ganjil 7, 11, atau 17. Angka ganjil dalam sendiri dipercaya masyarakat Jawa membawa keberuntungan. Misalnya angka 7 (pitu) merupakan harapan agar mendapatkan pertolongan (pitulungan) dari Tuhan. Angka 11 (sewelas) merupakan harapan agar mendapatkan belas kasih (welas asih atau kewelasan) dari Tuhan dan seterusnya. Nasi bucu sendiri akan dihias dengan cabai merah serta bawang goreng yang diletakkan di puncak nasi bucu. Peletakkan cabai merah memiliki harapan agar manusia berpikiran lurus dan tajam, sedangkan makna tunpeng bucu sendiri adalah manusia kokoh dan tegar seperti gunung.

Selain nasi dan sayuran, makanan lain yang ada dalam Among-among adalah jajanan pasar berupa kacang kulit rebus, apem, cenil dan bengkoang yang melambangkan suka cita. Namun jajanan pasar ini tidak wajib ada, fungsinya hanya sebagai pelengkap.

Jadi....

Among-among merupakan salah satu ritual keagamaan yang bertujuan untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini juga menjadi bagian untuk saling berbagi kepada sesama. Makna yang terkandung dalam tradisi ini juga sangat luhur. Kita diajarkan mengenai bentuk keimanan dengan berdoa sebelum dan sesudah makan. Among-among juga melambangkan kesederhanaan masyarakat desa yang merasa cukup makan dengan lauk pauk seadanya. Hal ini serupa dengan salah satu falsafah Jawa "Mangan ora mangan kumpul" (makan tidak makan kumpul), filosofi ini dilandasi dengan semangat gotong royong yang sangat tinggi yang mengakar di dalam tubuh masyarakat Jawa. Kesederhanaan ini juga menimbulkan rasa kekeluargaan yang sangat kuat.

Dari segi sosial, Among-among mengajarkan adanya rasa kebersamaan tanpa memandang status sosial yang mana terlihat ketika anak-anak duduk bersama secara melingkar. Selain itu, anak-anak juga diajarkan kepedulian antar sesama dengan bersedekah berupa makanan dengan harapan agar memperoleh berkah. Sebagai tradisi atau warisan budaya, kita sebagai anak bangsa wajib menjaga agar tetap lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun