Salah satu teori politik yang dituliskan dalam Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun menjelaskan mengenai bagaimana terbentuknya dan hancurnya suatu negara dilihat dari teori sejarah. Ibnu Khaldun meyakini  bahwa dasar suatu negara tergantung pada generasi pertama sebagai founding fathers.Â
Generasi kedua akan menikmati stabilitas dan kemakmuran yang diwarisi oleh generasi pertama. Generasi ketiga yang tumbuh dalam suasana stabil, tenang dan makmur, cenderung lebih materialistik, sehingga perlahan-lahan pondasi spiritual yang telah terbangun terkikis dan akhirnya menghancurkan negara tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh lemahnya kekuatan internal atau serangan dari musuh eksternal yang memang ingin menghancurkan dan mengambil alih negara itu.
Selain sebagai ahli Sejarah dan Sosiologi, Ibnu Khaldun juga dianggap sebagai peletak dasar ilmu ekonomi Islam. Teorinya dianggap logis dan realistis sehingga menjadi dasar pemikiran bagi para ahli ekonomi terkemuka dunia, Adam Smith dan David Ricardo, untuk mengeluarkan teori-teorinya.
Kitab Al-Muqaddimah membuat takjub para ilmuwan barat, karena isinya yang sangat lengkap. Buku ini tidak hanya berisi tentang dasar-dasar ilmu sosiologi, sejarah dan politik, akan tetapi juga memuat dasar ilmu ekonomi dan pendidikan. Hingga kini, kajian keilmuan terhadap kitab ini masih terus dilakukan oleh para ilmuwan di dunia.
Sebagai seorang hafidz, Ibnu Khaldun menganggap Al-Quran sebagai sumber segala ilmu yang sangat hebat.
"Ketahuilah bahwa pendidikan Al-Quran termasuk syiar agama yang diterima oleh umat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh karena itu pendidikan Al-Quran dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Al-Quran pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain." (Ibnu Khaldun)
Ibnu Khaldun menghabiskan sisa hidupnya di Mesir dan wafat di tahun 1406 Masehi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H