Mohon tunggu...
Tanjaya Mahasiswa
Tanjaya Mahasiswa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten Arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gereja Sion sebagai Cagar Budaya

15 Oktober 2024   17:13 Diperbarui: 15 Oktober 2024   17:28 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetap berdiri dan beroperasi hingga saat ini mencapai usia 160 tahun (2020), maka Organ Sion menjadi salah satu organ dan alat musik tertua yang masih beroperasi di Indonesia.

Organ ini merupakan pemberian dari putri dari Pendeta John Maurits Moor. Menurut sejarah yang dihimpun Rudi van Straten dari Sounding Heritage Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, organ ini merupakan pindahan dari Gereja Kota yang kemudian hancur karena serangan serangga pada konstruksi kayunya. 

Organ pada gereja tersebut kemudian dipindahkan ke Portuguese Buitenkerk dan diperbesar dengan penambahan menara pedal (dua menara pipa berukuran panjang yang merupakan pipa-pipa pedal

Pedal Organ Gereja Sion yang dimainkan dengan kedua kaki oleh organis di kiri dan kanan bagian depan/fasad). Konsol (bagian untuk memainkan organ pipa, terdiri atas keyboard dan pedalboard/pedal) dahulu berada di depan organ, dan saat ini sisa lubang tombol register (jenis-jenis suara) masih terlihat. 

Organ Sion kemudian mengalami renovasi besar pada 1930 oleh perusahaan Fa Bekker & Lefbre yang berbasis di daerah Weltevreden atau Gambir saat ini.

Fasad Organ Gereja Sion yang bergaya barok. 

Keindahan luar biasa pada Organ Sion adalah arsitektur yang penuh dengan hiasan indah gaya barok (gaya arsitektur yang penuh hiasan, dimulai sekitar akhir abad ke-16 di Eropa). Patung-patung malaikat kecil di fasad serta ornamen megah ala barok mampu mendatangkan keindahan dan keagungan pada Organ Sion. 

Arsitektur Organ Sion sedemikian rupa sehingga tampak kompak dengan arsitektur Gereja Sion lainnya yang juga kental dengan gaya barok, seperti mimbar cawan dan ornamen-ornamen mimbar. 

Masih beroperasinya Organ Sion membuat organ ini menjadi satu-satunya organ gaya barok di Indonesia yang masih aktif. Suara pipa yang sangat merdu dan khas juga menjadi keindahan tersendiri di kalangan organis, jemaat, dan pendengar.

Organ beroperasi dengan sistem pneumatik (tube pneumatic action) yang sering digunakan dalam dunia pembuatan organ pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. 

Sistem ini menggunakan pipa timbal untuk menghubungkan kunci dan pedal ke katup yang mengontrol aliran udara ke pipa organ. Sebelum diperbaharui oleh Fa Bekker & Lefbre pada tahun 1930, Organ Sion menggunakan sistem mekanis aksi pelacak yang menggunakan tautan untuk menghubungkan kunci dan pedal ke katup. Mekanisme tersebut kemudian memungkinkan pipa menghasilkan nada dan suara yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun