Mulai dari hal sederhana berarti juga memulai dari hal-hal yang paling dekat dengan kita, yang kita sendiri tahu dan pahami apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan. Dengan demikian hambatan menulis dapat dikurangi, karena pada dasarnya hambatan itu muncul karena ketidak tahuan kita sendiri tentang tulisan yang ingin kita tulis.
2. Membaca apapun yang ingin kita baca
Menulis sangat erat kaitannya dengan membaca, pada umumnya kegiatan ini saling berkaitan, penulis yang baik merupakan pembaca yang baik pula, dengan demikian dapat kita simpulkan sendiri, jika memang ingin menjadi penulis yang baik, perlu bagi kita untuk menjadi pembaca yang baik pula. Kegiatan membaca ini menjadi hal yang selalu saya ingat, sehingga aktivitas ini harus saya lakukan setiap hari.
Membaca juga dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan bacaan apapun. Baik yang bersumber dari buku, e-book, maupun sumber lain dari internet. Jenis bacaan apapun dapat kita baca mulai dari surat kabar, artikel, puisi atau novel sesuai dengan kegemaran dan keperluan kita membaca.
Dua kegiatan atau aktivitas di atas merupakan kegiatan yang sering saya lakukan untuk membantu saya dalam menulis, terutama untuk memenuhi tugas-tugas seorang akademisi seperti saya yang memang memerlukan banyak kegiatan menulis.
Masih banyak hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengasah kemampuan menulis, namun setidaknya dua hal sederhana tersebut cukup banyak membantu.
"Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya", demikian kalimat yang saya kutip dari tulisan Pramoedya Ananta Toer dalam buku Jejak Langkah, buku ketiga dari Tetralogi Buru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H